Abstract
Ikan bandeng merupakan ikan yang memiliki kaya akan kandungan gizi. Ikan bandeng memiliki kandungan protein yang tinggi dan rendah lemak. Salah satu kelompok yang melakukan budidaya ikan bandeng yaitu kelompok tani tambak bungkak. Kelompok tani ini bergerak penyaluran distribusi pasokan ikan bandeng ke pedagang pengumpul dan industri pengolahan ikan. Permasalahan yang terjadi pada kelompok tani tersebut yaitu pengelolaan masih tradisional, produktivitas rendah serta risiko rantai pasok seperti harga, lingkungan yang berpengaruh pada proses keberlanjutan bisnisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko dan melakukan pengendalian risiko pada rantai pasok ikan bandeng. Metode yang digunakan adalah ANP (Analytical Network Process) dan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Kedua metode tersebut dilakukan integrasi sehingga diperoleh nilai WRPN (weighted risk priority number) untuk prioritas risiko untuk dilakukan perbaikan. Hasil penelitian diperoleh bahwa prioritas tertinggi yaitu risiko produksi dengan nilai WRPN sebesar 186,26. Pengendalian risiko yang dilakukan yaitu edukasi luas lahan budidaya ikan bandeng dan pemberian pinjaman untuk memperluas lahan, pembuatan waduk untuk penampungan air untuk mempermudah pengairan, dan pemberian nutrisi tambahan untuk ikan dan mengatur kondisi air