Abstract
Balok kayu glulam digunakan untuk mendapatkan dimensi penampang yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari kapasitas lentur yang optimal berdasarkan bentuk penampang glulam dari 4 buah papan. Tujuan lainnya adalah membandingkan perilaku lentur balok glulam Albasia dan kombinasi jenis kayu Albasia-Meranti. Papan kayu disusun menjadi penampang persegi panjang, I, dan boks menggunakan perekat ‘epoxy’. Dasar perencanaan bentuk penampang I dan boks adalah memiliki shear flow terkecil pada pertemuan web dan flens. Balok glulam kombinasi jenis kayu menggunakan kayu Meranti pada bagian flens penampang I dan boks. Pengujian lentur balok menggunakan metode ‘third point loading’. Kapasitas lentur dan daktilitas balok glulam Albasia seluruhnya dengan penampang I adalah yang paling besar dibandingkan balok penampang persegi panjang dan boks glulam Albasia seluruhnya. Penggunaan kayu Meranti pada flens meningkatkan kapasitas lentur penampang I dan boks hingga 44.41% dan 57.56% dibandingkan balok glulam Albasia seluruhnya. Namun kombinasi tersebut menurunkan daktilitas penampang I dan boks hingga -26.27% dan -17.11% dibandingkan glulam Albasia seluruhnya. Moda kegagalan dominan pada penampang persegi panjang adalah kegagalan lentur. Moda kegagalan dominan pada penampang I dan boks Albasia adalah kombinasi kegagalan lentur dan geser. Moda kegagalan dominan pada penampang I dan boks glulam kombinasi Albasia-Meranti adalah kombinasi kegagalan lentur dan geser.