Stabilitas Hasil Tiga Klon Kopi Robusta Bengkulu sebagai Klon Unggul Lokal

Abstract
Pertanaman kopi di Provinsi Bengkulu umumnya sudah tua atau rusak sehingga perlu diremajakan atau direhabilitasi. Klon unggul lokal kopi Robusta, seperti Sidodadi, Payung Hijau, dan Payung Kuning, telah banyak dikembangkan untuk rehabilitasi di daerah tersebut. Penelitian bertujuan menganalisis stabilitas hasil tiga klon kopi Robusta unggul lokal Bengkulu pada ketinggian sedang sampai tinggi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Curup (670 m dpl) dan Kabupaten Kepahiang (900 dan 1300 m dpl), Provinsi Bengkulu, mulai Juli 2014 sampai Agustus 2015. Klon kopi Robusta Bengkulu yang diuji adalah Sidodadi, Payung Hijau, dan Payung Kuning hasil sambung tunas plagiotrop berumur 5 tahun setelah sambung. Setiap unit percobaan terdiri dari 5 pohon contoh ditentukan secara acak dan masing-masing diulang 5 kali. Peubah yang diamati adalah bobot segar buah/pohon, bobot kering biji/pohon, bobot segar/buah, dan bobot kering/biji. Analisis data menggunakan analisis ragam tergabung yang dilanjutkan dengan uji stabilitas hasil dengan metode Eberhart dan Russell. Hasil penelitian menunjukkan kopi Robusta klon Payung Hijau mempunyai stabilitas dan hasil biji paling tinggi dibandingkan dengan dua klon lainnya (Sidodadi dan Payung Kuning). Produksi kopi klon Payung Hijau mencapai 1,19 kg bobot kering biji/pohon, 4,31 g bobot segar/buah, dan 0,63 g bobot kering/biji. Oleh karena itu, klon Payung Hijau berpotensi menjadi sumber entres bagi program peremajaan atau rehabilitasi pertanaman kopi tua.   Kata kunci: Kopi Robusta, interaksi GxE, ketinggian tempat, stabilitas The population of Robusta coffee in Bengkulu province were mostly old thus it need rejuvenation or rehabilitation.  Local clones of Robusta coffee, such as Sidodadi, Payung Hijau and Payung Kuning, have been cultivated for rehabilitation in Bengkulu Province at an altitude of >700 m above sea level (asl). This study aimed to analyze the yield stability of the three Robusta coffee clones at medium to high altitudes. The study was conducted from January to September 2015 in Curup Regency (670 m asl) and Kepahiang Regency (900 m and 1300 m asl), Bengkulu Province. The three tested Robusta coffee clones were 5 years old Sidodadi, Payung Hijau, and Payung Kuning,which propagated through plagiotropic grafting. Each experiment unit consisted of 5 plant samples and were obtained by randomized sampling with 5 replications respectively. The parameters observed were fresh weight of berry/plant, dry weight of beans/plant, fresh weight/berry, and dry weight/beans. The data analyzed using combined variance followed by yield stability test of Eberhart and Russell method. The results showed that Payung Hijau clone had the highest bean yield compared to the other two clones (Sidodadi and Payung kuning). The production of Payung Hijau clone reached 1.19 kg dry weight of bean/plant, 4.31 g fresh weight/berry, and 0.63 g dry weight/bean. Therefore, the Payung Hijau clone was potentially used as scions source for the coffee plantation rejuvenation or rehabilitation.