Abstract
This article aims to find out the various sources of life meaningful life of Class IIA Banda Aceh prisoners studied based on the sources of meaningful life expressed by Bastaman (2007), namely Creative Values ​​(creative values), Experiential values ​​, and Atituditional values. Values ​​(attitude values). The population of class II prisoners as many as 488 samples in this study, so the researcher took a sample of 50 prisoners using purposive random sampling. Data retrieval using questionnaires in the form of a Likert scale. The results showed that the highest value of the source of the meaning of life is the source of creative values ​​with a mean of 46.32 meaning that prisoners will still have the meaning of life when they can work, work, create, and carry out their duties and obligations as well as possible with full responsibility. While the lowest value is Experiential Value with a mean value of 34.40 which means that the prisoner feels happy and will have the meaning of life with the religious values ​​given in the LP, such as still having hope to live and trying to be the best person after leaving the LP. Then they also want to learn to read the Al-Quran, so that on average they can read the Al-Qur'an. In obtaining the sources of a meaningful life, there are different results for each prisoner. This means that the sources of meaningful life can be obtained through the experiences of different individuals. This is also related to age and marital status (such as married or unmarried). Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui berbagai sumber makna hidup bagi narapidana Klas IIA Banda Aceh yang dikaji berdasarkan sumber makna hidup yang diungkapkan oleh Bastaman (2007) yaitu Creative Values (nilai-nilai kreatif), Experiental values (nilai-nilai penghayatan) dan Atituditional Values (nilai-nilai bersikap). Populasi narapidana kelas II sebanyak Sampel dalam penelitian ini sebanyak 488, sehingga peneliti mengambil sampel sebanyak 50 narapidana dengan menggunakan Purposive Random Sampling. Pengambilan data menggunakan kusioner dalam bentuk skala Likert. Hasil penelitian diketahui nilai tertinggi dari sumber kebermaknaan hidup adalah pada sumber creative values dengan mean 46.32 artinya narapidana akan tetap memiliki makna hidup ketika mereka mampu melakukan kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan nilai terendah adalah experiental Value dengan nilai mean 34.40 artinya narapidana merasa bahagia dan akan memiliki makna hidup dengan adanya nilai-nilai keagamaan yang diberikan di LP, seperti masih memiliki harapan untuk hidup dan berusaha untuk menjadi orang yang terbaik setlah keluar dari LP. Kemudian mereka juga sudah mau belajar membaca Al-Quran, sehingga mereka rata-rata sudah dapat membaca Al-Qur’an. Dalam memperoleh sumber-sumber kubermakanan hidup, terdapat hasil yang berbeda-beda pada masing-masing narapidana. Artinya sumber-sumber kubermakanan hidup dapat diperoleh melalui pengalaman-pengalaman individu yang tidak sama. Hal ini juga terkait dengan faktor usia dan status perkawinan (seperti sudah menikah atau belum menikah).