Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Industri Batik Tipe MTO Menggunakan SCOR 12.0 Dan AHP

Abstract
Batik merupakan kerajinan melukis menggunakan media kain. Salah satu jenis batik yang digemari yaitu batik Pekalongan yang mempunyai kekhasan menggunakan hingga delapan jenis warna. Kendala yang dialami IKM Batik Kraton bahwa perilaku konsumen yang berubah-ubah mempengaruhi permintaan produk batik dan secara langsung dapat mempengaruhi proses produksi batik. Perusahaan harus memperhatikan manajemen rantai pasoknya untuk menghasilkan rantai pasok yang bagus. Pengukuran kinerja rantai pasok akan dilakukan untuk mengetahui apakah rantai pasok industri tersebut unggul atau tidak dalam mengelola rantai pasok. Pengukuran kinerja akan melibatkan proses-proses rantai pasok dan metrik indikator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model SCOR 12.0 dan Analytical Hierarchy Process yang mana untuk tipe proses produksinya yaitu make to order. Hasil dari pengukuran kinerja rantai pasok menunjukan rata-rata nilai 69,39 di mana nilai tersebut termasuk ke dalam kategori average atau sedang. Masing-masing nilai kinerja proses inti, yaitu plan, source, make, deliver, return, dan enable adalah 87,05; 94,25; 68,13; 79,79; 75,47; 11,66. Diketahui bahwa nilai kinerja proses yang tertinggi yaitu source dan yang terendah adalah enable. Indikator-indikator ini menginformasikan bahwa proses rantai pasok di IKM Batik Kraton masih memerlukan perbaikan di beberapa sektor.