Abstract
Situs-situs megalitk di Sumatera Selatan biasa dikenal dengan budaya megalitik Pasemah, arealnya merupakan dataran tinggi yang memanjang sekitar 70 km arah baratlaut-tenggara, antara Bukit Barisan dan Pegunungan Gumai, meliputi daerah yang luasnya sekitar 80 km 2. Situs-situs megalitik tersebar di dataran tinggi, di puncak gunung, di lereng dan ada yang di lembah. Pada umumnya situs-situs megalitik berada di ketinggian 400 – 800 meter dpl, berdasarkan hasil dating diperkirakan budaya megalitik di Sumatera Selatan berkembang sekitar abad 10-11 Masehi.Daerah Pasemah wilayahnya meliputi Bukit Barisan dan di kaki pegunungan Gumai. Salah satu situs yang akan dilakukan penelitian berada di kota Pagar Alam yaitu situs Tanjung Aro. Situs Tanjung Aro pertama kali dilakukan penelitian sejak zaman Belanda dan berbagai macam tinggalan megalitik dapat kita temukan seperti; 2 buah bilik batu, arca orang dibelit ular, dolmen, batu datar, selain areal pemujaan, ternyata di situs ini ditemukan juga struktur benteng tanah, parit sekitar benteng dan fragmen gerabah yang cukup tebal yang berada di luar benteng yang kemungkinannya merupakan wadah atau bekal penguburan. Untuk itu pada penelitian yang akan dilakukan pada kesempatan ini yaitu mengetahui bagaimanakah pola pemukiman dan cara-cara bermukim masyarakat pendukung situs Megalitik Tanjung Aro, apakah kaitannya antara benteng tanah, gerabah, dan bangunan-bangunan megalitik di situs Tanjung Aro.