Abstract
Pemahaman konsep penjumlahan pecahan peserta didik kelas V SD Negeri Padike II rendah dan belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah. Dari 23 orang peserta didik yang dapat mencapai KKM hanya 8 orang (34,78%), sedangkan 15 orang (65,22%) belum mampu memenuhi. Hal ini disebabkan selama pembelajaran berlangsung peserta didik tidak terlibat aktif mulai dari mengalami, berinteraksi, berkomunikasi, terinspirasi, dan refleksi. Karena itu, diperlukan alat peraga yang dapat membantu agar mereka aktif belajar dan dapat memahami konsep penjumlahan pecahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar dan pemahaman konsep penjumlahan pecahan pada peserta didik kelas V SD Negeri Padike II Kabupaten Sumenep dengan menggunakan Bingkai Pecahan Berbasis MIKIR (mengalami, interaksi, inspirasi, komunikasi, dan refleksi). Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran dengan mendeskripsikan aktivitas belajar dan pemahaman konsep penjumlahan pecahan bagi peserta didik melalui data kuantitatif dan kualitatif. Setelah menerapkan Bingkai Pecahan Berbasis MIKIR jumlah peserta didik yang tidak tuntas tinggal 4 orang (17%) dan 19 orang (83%) lainnya tuntas atau melampaui KKM.