Abstract
Pada September 2014, Gramedia memperkenalkan karya Benny Arnas yang berjudul Cinta Tak Pernah Tua ke publik sebagai kumpulan cerita pendek. Meskipun kedua belas judul cerita yang ada di dalam karya ini ditulis dan telah dimuat sebelumnya dalam berbagai media massa nasional pada rentang tahun 2010-2014, pembaca akan menemukan keterjalinan kisah antarjudul cerita di dalamnya. Hal ini menyiratkan adanya problematik naratif sekaligus genre yang menyertai kelahiran karya ini. Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan apakah Cinta Tak Pernah Tua merupakan sebuah karya sastra bergenre kumpulan cerita pendek, seperti yang dilabelkan oleh penerbitnya, atau sebuah novel? Mengapa karya ini menjadi problematik jika dilihat berdasarkan genrenya? Dengan melakukan pembacaan dekat dengan perspektif naratologi Gerard Genette, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa Cinta Tak Pernah Tua bukanlah kumpulan cerita pendek, tetapi novel meskipun secara genealogis kelahiran kedua belas kisah sebagai satuan cerita yang terpisah. Pemahaman terhadap dimensi genre sebuah karya sastra tidak dapat disandarkan pada faktor-faktor yang berasal dari luar dimensi naratif karya.[Poblematic Genre of Benny Arnas Cinta Tak Pernah Tua] In September 2014, Gramedia introduced Cinta Tak Pernah Tua written by Benny Arnas to the public as a collection of short stories. Although the twelve story-titles in this work have been written and previously published in various national mass media in the range of 2010-2014, readers will find that the stories intertwine. This implies "problematic" narrative as well as a genre that accompanied the creation of this work. This article aims to answer the question of whether Cinta Tak Pernah Tua is a literary work collection of short stories, as labeled by the publisher, or a novel? Moreover, considering its genre, why is this work so problematic? By doing a close reading with Gerard Genette's narratology perspective, this research argues that Cinta Tak Pernah Tua is not a collection of short stories, but was actually a novel although genealogically the twelve stories were produced asseparate storiess. The understanding of a literary works genre dimension cannot rely on factors external to the narrative dimension of the work.Keywords: Cinta Tak Pernah Tua; genre problems; narratology; narrative structure