Psikodinamika moral disengagement remaja pelaku pencabulan: Sebuah studi kasus instrumental

Abstract
There are many juvenile sex offender cases in Indonesia. This study aimed to reveal how the psychodynamics of moral disengagement on juvenile sex offenders. Through moral disengagement, juvenile sex offenders commit various rationalizations to negate the feelings of guilt. This research used the qualitative method of an instrumental case study. The participants were seven juvenile sex offenders. The collecting data through semi-structured interviews and analyzed through the stages of categorization and direct interpretation, correspondence and patterns, and naturalistic generalization. The credibility used data triangulation and asked the participants to read the interview transcript. The results showed the psychodynamic of juvenile sex offenders began by forming moral disengagement before the occurrence of sexual abuse or initiation phase. After committing fornication, adolescents could feel guilty or not feel guilty due to moral disengagement. This study showed that participants frequently used the attribution of blame, dehumanization, distortion of consequences. The theoretical implications were that moral disengagement also functions to overcome fear after moral violation and different forms of moral disengagement from theory, namely active avoidance.Keywords: Instrumental case study; Juvenile sex perpetrators; Moral disengagement AbstrakPencabulan oleh remaja masih banyak terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana psikodinamika moral disengagement remaja pelaku pencabulan. Melalui moral disengagement, remaja pelaku pencabulan melakukan berbagai bentuk rasionalisasi untuk meniadakan perasaan bersalah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus instrumental. Partisipan penelitian adalah tujuh remaja pelaku pencabulan. Pengambilan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisa data melalui tahapan kategorisasi dan interpretasi langsung, korespondensi dan pola, serta generalisasi naturalistik. Kredibilitas penelitian menggunakan triangulasi data dan meminta informan membaca transkrip wawancara. Hasil penelitian menunjukkan psikodinamika remaja pelaku pencabulan diawali dengan membentuk moral disengagement sebelum terjadinya pencabulan, yaitu pada fase inisiasi. Setelah pencabulan atau fase pasca pencabulan, remaja dapat merasa bersalah namun dapat pula tetap tidak merasa bersalah karena moral disengagement. Bentuk moral disengagement yang banyak digunakan partisipan adalah atribusi menyalahkan, dehumanisasi, distorsi konsekuensi. Implikasi teoritis adalah moral disengagement juga berfungsi mengatasi perasaan takut setelah pelanggaran moral dan bentuk moral disengagement yang berbeda dengan teori yaitu penghindaran aktif.Keywords: Moral disengagement; Remaja pelaku pencabulan; Studi kasus Instrumental