Abstract
Lake Toba is a volcanic-tectonic lake which is rich in natural resources. Wealth and benefits here will keep on exist and continue if humans and nature are in danger of the order of the universe that continues to be pursued together. But the reality is not always the case. Human needs are not limited to degradation of their homes, need ecological awareness that is needed to restore the existing damage. In this study, the method used is a qualitative method with critical theological research. Researchers will implement ecological damage in the Lake Toba area based on informative data. The results obtained indicate the factors causing ecological damage on the part and the parties contributing to the ecological damage are very complex and integrated with each other. This research will be reviewed through Fretheim's perspective that ecological damage in the Lake Toba region will be examined in a necessary relational theology. This theology will help us to see the relational patterns that allow humans to see the broad relations between themselves, God and non-humans. God and His creation are in the interdependence of wholeness. This review will help to critique ecological damage from revised theological studies into a reference to the destructive ecology of community. Thus, awareness of ecological damage is needed as a joint responsibility of every levels of society and the relevance of activities supported by (sustainable creation) because natural damage (Lake Toba) will increase the survival of the community, both today and in the future.Keywords: relational theology; ecological damage; Lake Toba; Fretheim's perspective.AbstrakDanau toba adalah danau vulkano-tektonik yang kaya akan sumber daya alam. Kekayaan dan kemanfaatan di dalamnya akan terus ada dan continue jika manusia dan alam berada dalam harmoni tatanan alam semesta yang terus diupayakan bersama. Namun kenyataan yang ada tidak selalu demikian. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas mengakibatkan degradasi lingkungan terhadap tempat tinggalnya, sehingga kesadaran ekologis sangat diperlukan untuk memulihkan kerusakan yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tinjauan kritis teologis. Pada metode ini, peneliti akan mengidentifikasi kerusakan ekologi di kawasan Danau Toba berdasarkan data informatif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kerusakan ekologi di dalamnya dan pihak-pihak yang menyumbang kerusakan ekologis terhadapnya sangat kompleks dan terintegrasi satu dengan yang lain. Penelitian ini akan ditinjau melalui perspektif Fretheim yaitu kerusakan ekologi di kawasan Danau Toba akan dikaji dalam sebuah teologi relasional penciptaan. Teologi ini akan membantu melihat pola relasional yang memungkinkan manusia melihat secara luas relasi di antara dirinya (human), Allah dan nonhuman. Allah dan ciptaan-Nya berada dalam interdepensi keutuhan ciptaan yang mencakup kerangka mutualisme. Tinjauan ini akan membantu mengkritisi kerusakan ekologi dari kajian teologis yang diduga menjadi acuan teologi ekologi masyarakat yang destruktif. Dengan demikian, diperlukan kesadaran kerusakan ekologis sebagai mutual responsibility seluruh lapisan masyarakat dan relevansi dari aktivitas penciptaan yang berkelanjutan (creation continua) karena kerusakan alam (Danau Toba) akanmempengaruhi keberlangsungan hidup masyarakat, baik hari ini maupun di masa yang akan datang.Kata kunci: teologi relasional; kerusakan ekologi; danau toba; perspektif Fretheim.