Abstract
Umat Islam semestinya menjadi sarana perwujudan rahmat dan kasih sayang Tuhan bagi sesama makhluk. Sayangnya, pesan yang mengandung nilai-nilai humanis, toleran, dan demokrasi dibalik teks-teks suci tersebut telah dirampas oleh kelompok yang mengatasnamakan “wakil Tuhan”dibumi. Akibatnya, tindakan kesewenang-wenangan di balik nama agama masih menjadi persoalan. Abou El Fadl memetakan dua aliran besar di dalam Islam yaitu Puritanisme dan moderatisme. Penelitian ini akan mengetengahkan bagaimana pemikiran Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl terhadap aliran puritanisme dan moderatisme dalam Islam? Penelitian ini tergolong dalam penelitian pustaka, jalannya penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis. Hermeneutika Abou El-Fadl dapat disebut ‘hermeneutika negosiatif’. Menurutnya, makna harus merupakan hasil interaksi antara pengarang, teks, dan pembaca, di mana harus ada keseimbangan (balancing) dan proses negosiasi antara ketiga pihak, serta salah satu pihak tidak boleh mendominasi dalam proses penetapan makna. Selain itu, Abou El Fadl secara implisit mengandung semangat Gadamerian yang membaca teks secara subjektif, implikasinya seluruh interpretasi tidaklah bersifat final namun relatif.