Keanekaragaman dan Sebaran Mikroba Endofit Indigenous Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)
Open Access
- 30 March 2019
- journal article
- Published by Politeknik Negeri Jember in Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences
- Vol. 3 (1), 1-14
- https://doi.org/10.25047/agriprima.v3i1.159
Abstract
Permintaan yang tinggi terhadap komoditas Kedelai seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat pada produk-produk olahannya. Kenyataan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas kedelai dalam negeri. Riniarsi (2016) melaporkan bahwa produktivitas kedelai tahun 2016 bahkan mengalami penurunan sebesar 3.95% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor yang menyebabkan penurunan produksi kedelai salah satunya karena penyakit yang disebabkan oleh virus tanaman. Seiring dengan tren pengurangan bahan kimia sintetis pada praktik budidaya tanaman, aplikasi mikroba endofit indigenous menjadi solusi alternatif dalam pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman mikroba endofit indigenous pada berbagai bagian jaringan tanaman kedelai dan menguji virulensinya secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi. Hasil eksplorasi cendawan endofit indigenous berjumlah 11 isolat dan bakteri berjumlah 3 isolat. Cendawan endofit indigenous berhasil diisolasi dari seluruh jaringan tanaman, kecuali polong. Keragaman cendawan endofit indigenous tertinggi terdapat pada jaringan akar dan batang, yaitu masing-masing berjumlah 4 isolat. Identitas cendawan endofit indigenous yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah Fusarium sp., Verticilllum sp., Alternaria sp., Aspergillus sp., dan Penicillium sp. Adapun 6 isolat lainnya tidak dapat terindentifikasi. Bakteri endofit indigenous hanya terisolasi dari jaringan polong, akar, dan tanah. Seluruh bakteri merupakan golongan bakteri Gram negatif. Berdasarkan hasil Uji Hipovirulensi, terhadap 7 isolat cendawan endofit indigenous yang masuk dalam kategori hipovirulen dan 4 isolat lainnya bersifat virulen. Sedangkan semua isolat bakteri endofit indigenous yang diuji menunjukkan kategori virulen.Keywords
This publication has 7 references indexed in Scilit:
- Efek Jamur Endofit Asal Daun dan Akar Kacang Tanah terhadap Pertumbuhan dan Penghambatan Patogen InangnyaJurnal Mikologi Indonesia, 2017
- Eksplorasi dan Pengaruh Cendawan Endofit yang Berasal dari Akar Tanaman Cabai Terhadap Pertumbuhan Benih Cabai MerahJurnal Hortikultura, 2017
- "Metabolite of Endophytic Fungi Isolated from Rice as an Alternative to Control Seed-borne Pathogenic Fungi on Rice "Jurnal Fitopatologi Indonesia, 2016
- Paecilomyces lilacinus and Verticillium chlamydosporium Fungi as Biological Control of FasciolosisIndonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences, 2014
- Isolasi dan Identifikasi Jamur Indigenous Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang Organik di Desa Pakis, MagelangBioma : Berkala Ilmiah Biologi, 2012
- Plant–microbe interactions promoting plant growth and health: perspectives for controlled use of microorganisms in agricultureApplied Microbiology and Biotechnology, 2009
- Hypovirulent Rhizoctonia spp isolates from New Zealand soils protect radish seedlings against dampingoff caused by R solaniNew Zealand Plant Protection, 2004