PENGARUH PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE

Abstract
Dismenore merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita, khususnya remaja. Prevalensi dismenore primer di Indonesia cukup tinggi yaitu 60-70% dan 15% diantaranya mengalami nyeri hebat yang umumnya terjadi pada usia remaja. Solusi non farmakologis dipandang lebih aman, salah satunya adalah peregangan yang bertujuan untuk membuat otot dan persendian menjadi fleksibel dan elastis. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar endorphin, epinephrine, dopamine dan serotonin yang dihasilkan oleh otak akibat olahraga. Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh peregangan terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore pada santri putri di Pondok Pesantren As Salafiyyah Yogyakarta. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis quasi experiment dengan design Two Group Pre-test and Post-test. Sampel penelitian adalah santri putri berjumlah 30 responden pada kelompok kontrol dan 30 responden pada kelompok intervensi. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, teknik analisis univariat menggunakan uji statistik distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji statistik Mann Whitney dan multivariat menggunakan uji statistik regresi linier dengan menggunakan software SPSS. Hasil : Ada pengaruh peregangan terhadap penurunan nyeri dismenore dengan nilai p value = 0,00 < ɑ (0,05) dan dimana nilai rata-rata sebelum diberikan peregangan rata-ratanya 5,13±3,99 dan setelah diberikan peregangan rata rata nyerinya turun menjadi 0,13 ± 1,60, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat nyeri dismenore sebelum dan setelah diberikan peregangan. Kesimpulan: Peregangan terbukti dapat menurunkan nyeri dismenore hingga 4,597 kali.Dysmenorrhea is the most common gynecological problems that women especially adolescent. The prevalence of primary dysmenorrhea in Indonesia is quite high, 60-70% and 15% of them experienced severe pain that usually occurs in adolescence. Non-pharmacological solutions is considered more secure, one of them is stretching, so that in any exercise aimed at making the muscles and joints become flexible and elastic. This is due to increased levels of endorphins, epinephrine, dopamine dan serotonin produced by exercise induced brain. Objective: To analyze influence of stretching on decrease pain on dysmenorrhea in women students in Pondok Pesantren As Salafiyyah Yogyakarta. Methods: This study used a quasi-experiment with design types two group pre-test and post-test. Samples were female students were 30 respondents in the control group and 30 respondents in the intervention group. The sampling technique is purposive sampling, analytical techniques univariate statistical test frequency distribution, bivariate analysis using statistical test Mann Whitney and multivariate linear regression using statistical tests using SPSS software. Results: There influence of stretching on decrease pain on dysmenorrhea with p value = 0.00 <ɑ (0.05) and the average value before being given stretch averaged 5.13 ± 3.99 and after given stretch of average pain decreased to 0.13 ± 1.60, it indicates that there are differences in the level of pain of dysmenorrhea before and after a given stretch. Conclusion: Stretching is proven to decrease the pain of dysmenorrhea up to 4,597 times.