Abstract
The purpose of the research is to analyze the impact of static load on the composite concrete and void-asphalt pavement by reviewing the deflection, stress, and strain. The static loading method was used as a testing method for this research, which was conducted by suppressing composite pavement with a static load to collapse. Three variants of test specimens; variant I was a layer of soil without the concrete and void asphalt with a size of 100 cm x 100 cm x 40 cm; variant II was layers of soil and concrete without void asphalt with a size of 100 cm x 100 cm x 55 cm (40 cm of soil and 15 cm of concrete); variant III was layers of soil, concrete and void asphalt with a size of 100 cm x 100 cm x 60 cm (40 cm of soil, 15 cm of concrete and 5 cm of void asphalt). The results indicated that stress occurs on the soil layer invariant I was 0,359 MPa vertically and 0.0037 horizontally with the surface tension of 2.90 MPa; variant II was 0,191 MPa vertically, and 0,00277 MPa horizontally and surface tension result was 2,90 MPa; variant III was 0,187 MPa vertically and 0,0148 horizontally. This demonstrated that the addition of concrete and void-asphalt layers can reduce vertical tension in the soil, however, horizontal tension impact was unknown as a result of very low voltage. Maximum strain occurred in the concrete of variant II of -0.000107 for the press and 0.000152 for drag area due to the surface tension of 2.90 MPa, while concrete of variant III shows the lesser strain of -0,000144 for the press and 0.000170 for drag area due to surface tension of 4.13 MPa. The result demonstrated that adding void-asphalt on the concrete will contribute to the increase of deflection and the surface tension can be increased up to the decayed limit without significantly adding a strain valuePenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban statik pada perkerasan komposit beton dan aspal berongga dengan meninjau lendutan, tegangan dan regangan. Metode pengujian yang digunakan yaitu, metode pembebanan statik. Melalui metode ini perkerasan komposit ditekan dengan menggunakan beban statik hingga runtuh. Benda uji terdiri atas tiga variasi, variasi I berupa lapisan tanah tanpa diberikan lapisan aspal berongga dan beton dengan ukuran benda uji 100 cm x 100 cm x 40 cm, variasi II berupa lapisan tanah dan beton tanpa lapisan aspal berongga, dengan ukuran tanah 100 cm x 100 cm x 55 cm (40 cm untuk tanah dan 15 cm untuk beton), variasi III berupa lapisan tanah, beton, dan aspal berongga, dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm (40 cm untuk tanah,15 cm untuk beton dan 5 cm untuk aspal berongga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi pada tanah dasar pada benda uji I adalah sebesar 0.359 MPa arah vertikal dan 0.0037 MPa arah horizontal dengan tegangan permukaan 0.926 MPa, benda uji II 0.191 MPa arah vertikal dan 0.00277 MPa arah horizontal dengan tegangan permukaan 2.90 MPa, benda uji III 0.187 MPa arah vertikal dan 0.0148 arah horizontal. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan lapisan beton dan aspal berongga dapat mengurangi tegangan arah vertikal yang terjadi di dalam tanah namun tegangan arah horizontal tidak dapat diketahui pengaruhnya akibat tegangan yang terlalu kecil. Regangan maksimum yang terjadi pada beton pada benda uji II adalah sebesar -0.000107 untuk daerah tekan dan 0.000152 untuk daerah tarik akibat tegangan permukaan sebesar 2.90 MPa sedangkan pada benda uji III sebesar -0.000144 untuk daerah tekan dan 0.000170 untuk daerah tarik akibat tegangan permukaan sebesar 4.13 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan aspal berongga di atas beton dapat memberikan peningkatan kontribusi lendutan, dan pada saat tegangan permukaan bertambah sampai batas hancur maka nilai regangan tidak ditambahkan secara signifikan.