Abstract
Pendidikan Islam dewasa ini telah banyak ternodai oleh ulah dan tingkah laku murid yang melakukan asusila dan pelanggaran norma-norma agama lainnya. Oleh karena itu, saat ini perlu adanya kebijakan sekolah untuk menghidupkan suasana keberagamaan di lingkungan sekolah dalam rangka menumbuhkan perilaku murid yang sesuai dengan pendidikan Pancasila dan syariat Islam. Sebagai pemimpin sekolah, peranan kepala madrasah sangat menentukan apabila dikaitkan dengan berbagai persoalan di atas. Sebagai seorang pendidik, dia juga harus mampu menanamkan, mengembangkan, dan meningkatkan nilai-nilai religius. Untuk itu, perlu kebijakan yang dapat mendukung terciptanya suasana yang keberagamaan dan kenyamanan dalam proses belajar-mengajar, yakni setiap guru dan murid harus selalu berperilaku terpuji atau akhlaq al-karimah. Islamic education today has been tarnished by many students who commit immorality and violate other religious norms. Thus, currently, madrasah principals really need to make policies to revive the religious atmosphere within the madrasah in order to foster student behaviour in accordance with Pancasila education and Islamic law. Considering that the principal is also an educator, the role of the principal is very heavy and noble when linked to the various sources above. As an educator, he must be able to instil, promote and enhance various religious values. To support the creation of a religious atmosphere and comfort in the teaching and learning process, every teacher and student must always behave well and show noble character (akhlaq al-karimah).