Abstract
Abstrak Spirulina sp. merupakan mikro organisme mikro alga yang memiliki kandungan nutrisi lengkap, sehingga Spirulina sp. memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan atau kelimpahan, berat basah dan berat kering dari Spirulina sp. dalam media pupuk hasil campuran pupuk urea, pupuk zwavelzure amoniak (ZA), dan pupuk triple super phosphate (TSP) dengan membandingkan pada pupuk kontrol dengan standar pada media conwy sebagai langkah alternatif dalam meminimalkan biaya kulturisasi Spirulina sp. sebagai bahan pangan fungsional dalam skala laboratoris. Berdasarkan hasil penelitian, kepadatan spirulina sp. mengalami fase lambat (lagfase) dengan kenaikkan populasi rata-rata 781,5 unit/ml pada hari pertama sampai hari ketiga. Fase percepatan (eksponensial fase) dengan kenaikkan populasi rata-rata 3576,5 unit/ml pada hari keempat sampai hari kelima. Fase perlambatan dengan kenaikkan populasi rata-rata 595,25 unit/ml pada hari keenam sampai hari ketujuh. Dan fluktuatif pada hari kedelapan sampai hari kesembilan, sedangkan berat basah dan berat kering dari Spirulina sp. di hari ketiga sampai dengan hari kelima mengalami peningkatan yang signifikan, sedangkan berat basah dan berat kering di hari-hari berikutnya mengalami fluktuatif peningkatan dan penurunan.Adanya penurunan pertumbuhan dan biomassa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantarannya, berkurangnya nutrien dalam media, berkurangnya intensitas cahaya karena penanguan sendiri, kompetisi yang semakin besar dalam mendapatkan nutrient, ruang hidup dan cahaya.Makanan fungsional yang mengandung protein tinggi salah satunnya adalah yang terbuat dari microalgae Spirulina sp. microalgae ini tidak hanya bertindak sebagai sumber protein tunggal, tetapi juga sumber karotenoid, klorofil, serta sumber mikronutrien. Abstract Spirulina sp. is a microalgae microorganism that has complete nutritional contents, Spirulina sp. has a great potential to be used as a functional food ingredient. This study aimed to determine the density or abundance, wet and dry weight of Spirulina sp. in fertilizer ingredients resulting from a mixture of urea fertilizer, zwavelzure ammonia (ZA) fertilizer, and triple superphosphate fertilizer (TSP) by comparing the control fertilizers with standards on conwey media an alternative step in minimizing the cost of culturing Spirulina sp. as a functional food ingredient in a laboratory scale. Based on the results of the study, the density of Spirulina sp. experienced a lag phase with an average population increase of 781.5 units/ml on the first day until the third day. Acceleration phase (exponential phase) with an average population increased of 3576.5 units/ml on the fourth day until the fifth day. The deceleration phase with an average population increased of 595.25 units/ml on the sixth day until the seventh day. And fluctuating on the eighth day to the ninth day, while the wet weight and dry weight of Spirulina sp. on the third day until the fifth day experienced a significant increase, while the wet weight and dry weight in the following days experienced a fluctuating increase and decrease. The decrease in growth and biomass could be caused by several factors, i.e., reduction of nutrient ingredients, reduced light intensity due to self-drying, greater competition in obtaining nutrients, living space and light. Functional foods that contained high protein one of them are those made from microalgae Spirulina sp. This microalga did not only act as a single protein source, but also a source of carotenoids, chlorophyll, and micronutrient sources