Abstract
Based on integrated pest control, the use of toxic chemicals or chemical pesticides/insecticides is the last alternative if other components are no longer able to control, then pesticides/insecticides can be used. Currently, plant-based insecticides are being developed in controlling plant pests. Unwise and continuous use of chemical pesticides/insecticides will cause environmental pollution problems that result in pest outbreaks, pest resistance, and resurgence, ridding of non-targeted pests and natural enemies of plant pests and bad effects on consumers and pets. About 350-500 species of plants have the potentials to become sources of plant-based insecticides, from that number around 90-100 species of swamp plants have the potentials to be used as biological insecticides in controlling rice and vegetable/horticulture pests. Some of the plant species that extracts were used in this study were ‘jingah’, ‘tapak liman’, ‘simpur’ and ‘kamandrah’. This study was arranged in an experiment using a randomized block design (RBD) with 5 replications. The treatments given included extracts of 4 types of swamp plants plus 3 control treatments, namely control 1 (without pest control), control 2 (BGA plant-based insecticide treatment), and control 3 ('Dimehipo' chemical insecticide). From the results of the study it could be concluded that extracts for ‘jingah’, ‘tapak liman’, ‘simpur’ and ‘kamandrah’ were effective in controlling the main rice pests in the tidal swamp land. As for the yield of dried grain harvest in the swamp, plant extracts 4.54-4.62 and control of chemical insecticides 4.63 t/ha, BGA biological insecticide. For convenience for use, Jingahextracts need to be considered because this jingah plant extract can cause allergies and itching when exposed to the skin and is very disturbing for the user. Keywords: application, rice pest, tidal swamp, vegetable insecticide ABSTRAK Berdasarkan pengendalian hama terpadu, penggunaan bahan kimia beracun atau pestisida/insektisida kimiawi merupakan alternatif terakhir apabila komponen lainnya tidak mampu lagi, baru pestisida/insektisida dapat digunakan. Bahkan sekarang ini mulai dikembangkan pestisida/insektisida nabati dalam mengendalikan hama tanaman. Penggunaan pestisida/insektisida kimiawi yang kurang bijak dan terus-menerus akan menyebabkan masalah pencemaran lingkungan yang berakibat terjadinya ledakan hama, terjadinya resistensi dan resurgensi hama, terbunuhnya hama bukan sasaran dan musuh alami hama tanaman, serta pengaruh buruk bagi konsumen dan hewan peliharaan. Di lahan rawa ditemukan sekitar 350-500 jenis tumbuhan/tanaman yang berpotensi sebagai insektisida nabati, dari jumlah tersebut sekitar 90-100 jenis tumbuhan rawa berpotensi sebagai bahan pembuatan insektisida nabati dalam mengendalikan hama padi, hama sayuran/hortikultura. Beberapa jenis tumbuhan tersebut yang ekstraknya digunakan pada penelitian ini adalah jingah, tapak liman, kamandrah dan pulai. Penelitian dilakukan dengan percobaan yang menggunakan rancangan acak kelompok dengan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi ekstrak empat macam tumbuhan rawa dan ditambah dengan 3 perlakuan kontrol, yaitu kontrol 1 (tanpa pengendalian), kontrol 2 (perlakuan insektisida nabati BGA) dan kontrol 3 (insektisida kimiawi Dimehipo). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tumbuhan-tumbuhan jingah, tapak liman, simpur dan tumbuhan kamandrah efektif dalam mengendalikan hama utama padi di lahan rawa pasang surut. Hasil gabah kering panen dengan aplikasi ekstrak tumbuhan rawa adalah sebesar 4,54-4,62 t/ha dan kontrol insektisida kimia 4,63 t/ha, insektisida nabati BGA. Untuk kenyamanan bagi penggunakan maka ekstrak tumbuhan jingah perlu dipertimbangkan karena ekstrak tumbuhan jingah ini dapat menimbulkan alergi dan gatal-gatal kalau terkena kulit dan sangat mengganggu bagi pengguna. Kata kunci: hama padi, insektisida nabati, rawa pasang surut