Abstract
Pemerintah Indonesia terus berupaya melaksanakan program Sekolah Sehat secara nasional. Namun disparitas dalam implementasinya masih tinggi. Sebagian besar sekolah di daerah terpencil belum mampu melaksanakannya. Seperti Sekolah Dasar Negeri 08 Berinang Mayun dan Sekolah Dasar Negeri 02 Sidan yang terletak di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit di Landak, Kalimantan Barat. Siswa dan masyarakat sekitar kedua sekolah tersebut adalah masyarakat Dayak yang kualitas kesehatannya masih buruk. Atas dasar itu, kami mengadakan lokakarya Sekolah Sehat di kedua sekolah tersebut. Workshop dilakukan melalui ceramah, focus group discussion, dan simulasi. Pada akhirnya, peserta diharuskan membuat rencana sekolah yang mempromosikan kesehatan sebagai luaran. Sejumlah indikator seperti analisis KWL, tanggapan peserta, dan analisis pre-post test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang program sekolah bina kesehatan. Namun pencapaian yang paling nyata adalah peserta telah merancang rencana Sekolah Sehat yang akan mereka laksanakan di sekolah masing-masing.