Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Dalam Memilih Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Ayu Semarang

Abstract
Family planning is an action that helps individuals or married couples to get certain objectives to avoid unwanted births, regulate the interval between pregnancies, control the time and birth in a husband and wife relationship and determine the number of children in the family (Manuaba, 2015). Data obtained at the Karang Ayu Public Health Center in 2018 showed that as many as 98% or 490 users of hormonal contraception, while only 2% or 10 mothers used non-hormonal contraception. The increase in family planning acceptors is not known what is the basis for mothers choosing contraception. The purpose of this study is to know the factors that influence family planning acceptors in choosing contraception at Karang Ayu Health Center Semarang.This study uses a quantitative design. Quantitative design is used to determine the factors of knowledge, education, age and husband's support. The research used is descriptive analysis with a cross sectional approach, meaning that the measurement of variables is only done once at a time (Hidayat, 2009). The population in this study is the entire research subject to be studied, the population in this study are all mothers who use family planning and are registered as residents of the area at the research location at Karang Ayu Health Center.From the results of this study, it was found that there were 4 factors that influenced family planning acceptors in choosing contraception, namely the age factor, education factor, knowledge factor, and husband's support factor. There was no significant effect on knowledge, education, age and husband's support with the choice of contraception with a value (P > 0.1) at Karangayu Public Health Center Semarang.Based on the results of the study, the suggestion put forward is that health workers are more active in conducting counseling, information, and education activities for mothers so that they can provide more comprehensive services in increasing maternal awareness of family planning.Abstrak Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu dan kelahiran dalam hubungan suami istri dan menetukan jumlah anak dalam keluarga (Manuaba,2015). Data yang didapatkan pada puskesmas Karang Ayu tahun 2018 yang menunjukan bahwa sebanyak 98% atau 490 pengguna kontrasepsi hormonal, sedangkan pengguna kontrasepsi non hormonal hanya 2% atau 10 ibu yang menggunakan. Meningkatnya akseptor KB tidak di ketahui apa yang menjadi dasar ibu memilih kontrasepsi dari fenomena yang terjadi ibu mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam memilih Kontrasepsi di Puskesmas Karang Ayu Semarang.Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Desain kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor pengetahuan, pendidikan, umur dan dukungan suami. Penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu saat (Hidayat, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan KB dan tercatat sebagai penduduk wilayah di lokasi penelitian di Puskesmas Karang Ayu.Dari hasil penelitian ini didapatkan ada 4 faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam mrmilih kontrasepsi yaitu faktor Umur, faktor pendidikan, faktor pengetahuan, dan faktor dukungan suami. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadp pengetahuan, pendidikan, umur dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi dengan nilai (P > 0,1) di Puskesmas Karangayu Semarang.Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diajukan adalah petugas kesehatan lebih aktif melakukan kegiatan konseling, informasi, dan edukasi kepada ibu sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih komprehensif dalam meningkatkan kesadaran ibu dalam ber KB.