Abstract
Nurgiantoro menyatakan bahwa berbicara adalah suatu aktivitas keterampilan berbahasa yang kedua setelah menyimak, yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam mengucapkan kata-kata atau bunyi artikulasi untuk menyampikan buah pikiran atau gagasan. Keterampilan berbicara pada jenjang Sekolah Mengah Pertama, megajarkan siswa bagaimana mereka akan berani tampil untuk berbicara di depan umum. Langkah awal yang harus dilakukan guru adalah menerapkan berbagai ilmu pengetahuan tentang keterampilan berbicara, sehingga siswa memiliki pengetahuan yang luas akan apa yang akan disampaikan kepada orang lain. Informasi-informasi yang aktual dan faktual serta komuniaktif dapat disajikan siswa kepada orang lain, ketika mereka memiliki wawasan yang luas, yang diperoleh dari berbagai sumber. Ada empat metode yang dapat dipakai siswa dalam keterampilan berbicara. Salah satu metode yang paling sering dipakai banyak orang adalah metode ekstemporan. Metode ekstemporan ini, pembicara hanya menyiapkan garis-garis besar dari tema atau materi yang akan disampaikan kepada pendengar. Kemudian garis-garis besar itu, siswa kembangkan sendiri dengan kemampuan intelektual yang dimiliki siswa. Metode ekstemporan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan keterampilan siswa dalam berbicara. Faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan juga sangat menunjang keefektifan siswa dalam berbicara. Sehingga faktor-faktor itu harus diperhatikan oleh siswa ketika berbicara di depan banyak orang