RESILIENT DISAIN TROPIS PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Abstract
Perubahan iklim yang sangat eksrem pada decade ini sudah menjadi permasalahan global dan memberi dampak pada semua sektor kehidupan manusia. Tak terkecuali imbas pada disain arsitektur suatu bangunan hunian ataupun fungsi bangunan lainnya, walau sejak awal telah didisain dengan konsep “design with climate”. Dengan memahami dampak parameter iklim terhadap tampilan façade bangunan merupakah salah satu langkah untuk membuktikan seberapa tangguh (resilient) disain arsitektur tropis ini.Mengamati karakter seluruh bangunan perkulihan di kampus Universitas Diponegoro yang telah dibangun sejak tahun 1980-an, dengan style arsitektur tropis yang beragam, kami jadikan obyek pengamatan untuk hal tersebut diatas : Sejauh mana resilence disain tropis nya ? dan element-element disain apa sajakah yang patut “dilestarikan” ? Penganalisaan dilakukan terhadap 3 variabel utama (resiliensi, factor iklim dan arsitektur bangunan pada 13 bangunan perkuliahan kampus Undip ditahun 2017 ini. Kondisi ketangguhan yang diharapkan mewakili secara general pada bangunan yang telah berusia lebih dari 25 tahun.Terdapat dua hasil temuan: Pertama, terdapat 5 (lima) element bangunan tropis yang menjadi “tameng/perisai”factor iklim tropis, yaitu proporsi masa bangunan, atap, dinding, tritisan dan pelubangan dinding (jendela). Kedua: bahwa ketangguhan bangunan merupakan disain bangunan yang tidak hanya mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait factor iklim (panas, hujan, angina dan kelembaban), namun optimalisasi dan aplikasi dan inovasi aspek disain aktif (perangkat elektronik) serta mitigasi dan/atau adaptasi sebagai solusi yang komprehensif dalam menyelesaikan permasalahan bangunan tersebut. “Semakin tangguh suatu disain bangunan adalah keseimbangan antara pengentasan dan pendayagunaan factor iklim”