Abstract
This study aims to examine the pluralistic principle in Christian religious education in the postmodern era. This research process uses descriptive social qualitative methods. Namely, researchers use descriptive data, explain, and analyze phenomena, and interpret social dynamics and attitudes of beliefs that develop in society in the framework of educational analysis. The study results indicate that essentially education is life and/or life is education. Based on this principle, the goal of education is to humanize humans, namely, to consistently manage harmonious relationships with Allah, the Owner of their lives, others, and their environment. This research finds common ground and, at the same time, produces an inclusive education formulation that sees the others in the frame of plurality or plurality who are entitled to enjoy the freedom of expression in the light of the will of the Divine. This concept must be present in the life of postmodern society.     Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji prinsip pluralistik dalam Pendidikan agama Kristen di era postmodern. Proses penelitian ini menggunakan metode kualitatif sosial deskriptif, yakni peneliti memanfaatkan data deskriptif, menjelaskan dan menganalisis fenomena, menginterpretasi dinamika sosial dan sikap kepercayaan yang berkembang di masyarakat dalam bingkai analisis pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah kehidupan dan/atau kehidupan adalah pendidikan. Didasari dengan prinsip tersebut maka tujuan ultim pendidikan adalah memanusiakan manusia secara utuh, yakni secara konsisten mengelola relasi harmoni dengan Allah-Sang Pemilik hidupnya, sesama dan lingkungannya. Penelitian ini menemukan titik temu dan sekaligus menghasilkan rumusan pendidikan inklusif yang melihat the others dalam bingkai kemajemukan atau pluralitas yang berhak menikmati kebebasan berekspresi dalam terang kehendak Sang Ilahi. Konsep ini harus disajikan dalam kehidupan masyarakat postmodern.