Strategy to Improve Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Yields and Quality under Teak Trees (Tectona grandis)

Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) tumbuh di lahan tegalan yang memiliki banyak tanaman tahunan. Intensifikasi temulawak dapat menggunakan lahan jati sebagai alternatif dalam budidaya. Jarak tanam jati yang lebar dapat dimanfaatkan untuk menanam temulawak. Jarak tanam temulawak di bawah tegakan jati akan mempengaruhi pertumbuhan, kualitas dan kuantitas temulawak. Tujuan penelitian untuk mempelajari dan mendapatkan jarak tanam temulawak yang tepat pada perbedaan intensitas cahaya di bawah tegakan jati, agar mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 hingga Juni 2020 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan split plot terdiri dari 2 taraf petak utama yaitu jati umur 17 dan 3 tahun, dengan anak petak jarak tanam temulawak 50 cm × 50 cm (J1), 50 cm × 40 cm (J2), 50 cm × 30 cm (J3), 50 cm × 20 cm (J4) diulang 4 kali. Dari hasil penelitian didapat bahwa berat rimpang temulawak per hektar yang optimum didapatkan pada temulawak yang ditanam di bawah tegakan jati umur 3 tahun dengan jarak tanam J1. Kualitas temulawak (tingkat aktivitas antioksidan) yang optimum didapatkan pada temulawak yang ditanam di bawah naungan jati umur 17 tahun dengan jarak tanam J4. Efisiensi penggunaan intensitas cahaya tertinggi terdapat pada temulawak yang ditanam pada tegakan jati 17 tahun. Kata kunci: antioksidan, intensitas cahaya, jarak tanam, kurkumin