Abstract
Memasuki golden age period, kemampuan berbahasa seorang anak biasanya mengalami perkembangan yang signifikan. Namun, tidak semua anak dapat sempurna dalam memperoleh bahasanya, seperti yang dialami oleh DRS. DRS merupakan seorang anak perempuan berusia 3 tahun 1 bulan. Sejak lahir, DRS menderita palatosis yang mengakibatkan ia tidak mampu berbahasa seperti anak-anak seusianya. Ketidaksempurnaan artikulator yang dimiliki oleh DRS berimbas pada ketidakjelasan artikulasi fonem maupun kata yang dibunyikannya sehingga mengganggu proses pemerolehan fonologinya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menginvestigasi fonem apa saja yang mengalami gangguan saat dilafalkan oleh penderita palatosis. Adapun, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Setelah dilakukan penelitian, DRS cenderung mengalami kesulitan dalam melafalkan bunyi-bunyi konsonan, terutama kesulitan saat melafalkan bunyi dental, alveolar, postaveolar, dan palatal, sebagai contoh ketidakjelasan pada pelafalan fonem /j/. Walaupun sudah dilakukan operasi penutupan celah pada langit-langit rongga mulutnya dan pemasangan obturatir, akan tetapi belum dapat sepenuhnya membantu DRS dalam memperoleh kemampuan fonologinya. Hal itu karena masih terdapat bunyi sengau di setiap pelafalan fonem-fonem konsonan yang dilafalkannya. Sementara itu, dalam pemerolehan bunyi-bunyi vokal, DRS tidak begitu mengalami kesulitan untuk melafalkannya, ia mampu melafalkan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, dan juga /o/ dengan cukup baik.