TRADISI PATANGKILAN BARONG DI PURA PENATARAN AGUNG PURI AGUNG SINGAPADU GIANYAR

Abstract
Tradisi Patangkilan Barong di Pura Penataran Agung Puri Agung Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu tradisi yang masih berlangsung hingga kini dan memperlihatkan kompleksitas nilai-nilai spiritual, sosial, seni dan budaya masyarakat Bali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alasan dipilihnya waktu tertentu, prosesi ritual pelaksanaannya, serta nilai- nilai seni dan budaya yang terdapat dalam pelaksanaan Patangkilan Barong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menekankan kepada analisis deskriptif. Dari penelitian yang diperoleh bahwa pelaksanaan Tradisi Patangkilan Barong adalah berdasarkan syarat dari undagi atau sangging dan tempat pasupati dimana barong-barong yang ngerauhin atau lunga sinarengan adalah pekaryan atau buah karya Ida Tjokorda Api dan penerusnya, Ida Dwagung Geni serta Ida Dwagung Singapadu. Nilai- nilai Pendidikan, seni dan budaya yang dapat diambil dari pelaksanaan Patangkilan Barong di Pura Penataran Agung Singapadu berlandaskan kesatuan sosial antar panyungsung dari berbagai daerah, adanya semacam festival budaya di jaba sisi Pura, dimana setiap sesuhunan mesolah diiringi juru bapang dan penabuh dari daerahnya masing-masing. Keberadaan barong dan rangda sebagai karya seni ritual adiluhung buatan Puri Singapadu menjadi sumber inspirasi bagi para sangging dan pengrajin topeng di Singapadu dan sekitarnya serta sebagai nilai pemersatu dan nilai religius magis. Hal inilah yang menyebabkan pelaksanaan yadnya di Pura Penataran Agung Singapadu semakin bermakna.