Konsep One River One Plan Dalam Penataan Kawasan DAS Binanga Lumbua Kabupaten Jeneponto

Abstract
Kritisnya DAS Binanga Lumbua berkontribusi pada penurunan pendapatan perkapita Kabupaten Jeneponto. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa Kabupaten Jeneponto menjadi satu-satunya wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan yang termasuk dalam kategori daerah tertinggal.Jika melihat kondisi fisik wilayah ini yang mempunyai topografi variatif dan tanah yang subur,semestinya wilayah ini memiliki nilai ekonomi yang potensial untuk pengembanganhutan,tanaman perkebunan,maupun pertanian tanaman pangan. Hasil penelitian sebelumnya adalah identifikasi kekeringan dengan menggunakan pendekatan hidrologis secara kualitatif dan kuantitatif.Kemudian, memberikan arahan pemanfaatan ruang yang berbasis pada upaya pencegahan bencana kekeringan. Sehingga dalam penelitian lanjutan ini, tujuan yang akan dicapai adalah merancang konsep one river one plan dalam penataan DAS Binanga Lumbua secara komperehensif untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Analisis yang digunakan adalah berupa analisis spasial dan deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini berupa pemetaan konsep penataan DAS yang berbentuk site plan. The criticality of the Binanga Lumbua watershed is that it contributes to the decline in the income per capita of Jeneponto Regency. This is also one of the reasons why Jeneponto Regency is the only area in South Sulawesi Province that is included in the category of underdeveloped areas. Looking at the physical condition of this area which has a varied topography and fertile soil, this area should have potential economic value for the development of forestry, plantation crops, and food crop agriculture. The results of previous research were the identification of drought using a hydrological approach both qualitatively and quantitatively. Then, provide directions for spatial use based on drought prevention efforts. So that in this follow-up research, the goal to be achieved is to design a 'one river one plan concept' in the comprehensive arrangement of the Binanga Lumbua watershed to realize sustainable development. The analysis used is in the form of qualitative descriptive and spatial analysis. The result of this research is a mapping of the watershed planning concept in the form of a site plan