Abstract
Tulisan ini menguraikan posisi gereja sebagai umat Allah dan warga negara berdasarkan tinjauan Injil Lukas, dan Kisah Para Rasul. Kemudian melihat relevansinya bagi gereja di Indonesia, untuk mencari pendirian yang tepat terkait sikap umat Kristen terhadap negara. Dengan menggunakan pendekatan analisis naratif yang dipadukan dengan analisis sosial oleh Philip F. Esler. Tulisan ini akan meninjau interaksi Paulus dengan petinggi-petinggi Romawi. Berdasarkan asumsi kesatuan teks yang merupakan karakteristik analisis naratif, pembahasan tentang interaksi tersebut akan dihubungkan dengan dimensi sosial dalam keseluruhan tulisan Lukas. Hasil analisis teks dijelaskan bahwa gereja bukanlah oposisi bagi negara, melainkan rekan yang memiliki tanggung jawab sosial untuk mengaktualkan shalom bagi warga gereja, dan masyarakat yang lebih luas.