Abstract
Perbedaan pandangan mengenai orientasi seksual dan normal yang diadopsi di Indonesia telah mempengaruhi keputusan kaum homoseksual dalam mengungkapkan jati dirinya kepada lingkungannya, terutama keluarga. Perilaku homoseksual tidak dianggap normal dan oleh karena itu tidak dapat diterima di masyarakat karena dianggap sebagai perilaku menyimpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana proses keterbukaan diri kaum homoseksual terhadap keluarganya dan faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan dalam pengungkapan jati diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur terhadap 10 jurnal yang telah dikumpulkan berdasarkan ketersesuaian dengan topik yang dibahas. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain komunikasi interpersonal, keterbukaan diri, dan teori penetrasi sosial. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa proses keterbukaan diri berlangsung secara berbeda antar tiap partisipan homoseksual. Proses komunikasi yang terjadi dalam pengungkapan orientasi seksual tidak terjadi secara verbal saja, namun secara non verbal melalui perubahan penampilan menjadi feminin. Hambatan juga ditemukan dalam proses pengungkapan diri kepada keluarga, yang paling utama didasari oleh ketakutan akan mengecewakan keluarga. Meski demikian, homoseksual tetap memilih untuk mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga karena berbagai alasan, baik secara internal melalui keinginan pribadi maupun dorongan pihak eksternal.