Abstract
Pemanenan padi di Indonesia saat ini masih di dominasi oleh tenaga manusia dengan menggunakan tenaga kerja yang sangat tinggi, kurang lebih 40 % dari penggunaaan tenaga kerja orang untuk padi sawah secara intensif. Disamping masalah tenaga kerja masalah budaya juga disebabkan tingginya susut panen padi disawah, dimana angka susut pascapanen adalah 20% (Handaka, 2007).Penelitian dilakukan di kabupaten Bojonegoro tahun 2019, ynang diwakili oleh beberapa wilayah sebagai sampel, yang dipilih dengan cara Cluster Sampling berdasarkan kecamatan. Penelitian ini menggunakan perpaduan Metode Survey Analitis dan Metode Survey Deskriptif.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa efektifitas penggunaan mesin pemanen padi tertinggi di Kabupaten Bojonegoro adalah sebesar 58% . Berdasarkan rasio efektivitas produksi terhadap efektivitas penggunaan mesin pemanen padi combine berada pada persentase di atas 100% dan dikategorikan Kurang efektif. Hal ini karena kinerja dari alat Combine harvester sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan pada saat pemanenan, yang dimana pada saat panen kondisi lahan yang tergenangi air sangat berpangruh pada pergerakan alat pada lahan serta kecepatan alat pada saat panen dikarenakan kondisi tanah yang berlumpur dapat membuat kecepatan dan pergerakan alat relatif lambat. Dampak penggunaan teknologi combine terhadap pendapatan masyarakat di Kabupaten Bojojnegoro sebesar 14.600.000 rupiah/ha (36,04%) dengan kriteria R/C 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari pada pengeluaran. Diharapkan pemerintah terus mengupayakan pemerataan mesin pemanen padi combine harvester karena teknologi tersebut dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani. Kata kunci : efektivitas, pemanenan, padi, petani