Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen kepemimpinan transformasional yang dipraktikkan oleh kepala sekolah di SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi sebagai sekolah model SPMI yang meliputi idealized influence, inspirational motivation, intelectual stimulation, individualized consideration, dan initiative of culture. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian field study research atau studi lapangan dengan tehnik pengumpulan data melalui: 1) interview yang mendalam. 2) Observasi partisipatif. 3) catatan lapangan dan 4) Dokumen. Proses analisis data dilakukan mulai dari pengumpulan data, editing (pemilahan) dan pengecekan keabsahan data,untuk pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan metode tringulasi data. Data dianalisis secara kualitatif dengan mengacu model interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, dewan guru, tenaga kependidikan dan komite sekolah. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Idealized influence yang dimiliki kepala SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi yaitu kepala sekolah melibatkan guru, karyawan, pengawas pembina, dan komite sekolah baik dalam penyusunan visi, misi, tujuan, dan program kegiatan sekolah, selalu mengadakan rapat rutin terkait dengan kendala yang dihadapi dalam program kegiatan sekolah. (2) Inspirational motivation yang dimiliki kepala SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi yaitu kepala sekolah tidak hanya memakai satu gaya kepemimpinan tapi selalu melihat situasi dan kondisi yang dihadapi. Nilai yang ditanamkan oleh kepala sekolah SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi antara lain saling salam, sapa, senyum. Kepala sekolah bergabung dengan guru dan karyawan saat jam istirahat, atau saat tidak ada tugas atau kewajiban yang harus diselesaikan. (3) Intellectual stimulation yang dimiliki kepala SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi yaitu kepala sekolah menanamkan penyelesaian kerja secara cekatan, tepat waktu, dan kepala sekolah juga menghindari menggurui para guru dan karyawan tetapi mengajak untuk saling bekerjasama. (4) Individualized consideration yang dimiliki kepala SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi yaitu kepala sekolah selalu menindaklanjuti kebutuhan guru, karyawan maupun siswa, selalu mengadakan workshop, pelatihan seperti MGMP internal maupun MGMP ekternal, dan studi banding. (5) Initiative of culture yang dimiliki kepala SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi yaitu kepala sekolah berusaha bersikap positif, seperti hal kecil misalnya sholat dhuha disela-sela kesibukannya, memecahkan masalah misalnya dalam kedisiplinan guru dengan cara mengamati dan menanyakan alasan kenapa sering datang terlambat. Kepala sekolah bersikap tegas terkait dengan kewajiban dalam pelaksanaan tugas dan bersikap lembut atau bahkan ngayomi terlepas dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala sekolah. Dalam Praktik kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang diterapkan pada SDN Kedaung Kaliangke 03 Pagi persepektif Al-Qur’an adalah dengan melakukan internalisasi nilai-nilai karakter, dengan internalisasi nilai-nilai karakter dan menciptakan budaya relegius sekolah sangat berpengaruh positif dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru. Adapun nilai-nilai karakter yang diinternalisasikan adalah sebagai berikut: (1) kepribadian yang mantap dan stabil. (2) Kepribadian yang dewasa. (3) Kepribadian yang disiplin. (4) Kepribadian yang arif. (5) Kepribadian yang berwibawa. (6) Kepribadian yang teladan bagi peserta didik dan (7) Kepribadian berakhlaq mulia. Proses internalisasi melalui: (1) Pembinaan rutin dan pembiasaan. (2) Reward and Punistment. (3)Aturan-aturan sekolah. (4) Persuasive/ajakan. (5) Penciptaan suasana yang islami/religius dengan pendekatan moral knowing, moral feeling dan moral action dengan tahapan transformasi, transaksi dan traninternalisasi. Implikasi terhadap peningkatan kompetensi kepribadian guru yaitu adanya peningkatan: (1) Kepribadian yang mantap dan stabil dengan indikator guru taat pada norma hukum, sosial dan agama, bangga menjadi guru dan bersih aqidahnya. (2) Meningkatnya kepribadian yang dewasa dengan indikator kemandirian, sabar tidak emosi serta memiliki etos kerja. (3) Adanya peningkatan kepribadian yang arif yaitu dengan indikator pola berfikir dan bertindak sesuai dengan norma agama dan budaya setempat. (4) Kepribadian yang berwibawa dengan indikator gaya dan prilaku guru yang terbuka ketika di ajak bicara dan berprilaku sopan serta tidak melakukan hal-hal yang menghilangkan martabat guru. (5) Adanya peningkatan keteladanan dengan indikator guru-guru tidak kasar dan sombong dalam berbicara dan bersikap dan penampilannya rapi, manarik serta terbiasa kerja keras. (6) Meningkatnya kedisiplinan para guru indikatornya dari dokumen absensi sembilan puluh sembilan persen aktif. (7) Kepribadian yang memiliki akhlaq mulia indikatornya tidak adanya guru yang bertindak melanggar norma-norma agama dan hukum, bersikap jujur, ikhlas dan suka menolong.