Abstract
Kurangnya antusiasme dari para perempuan di Kabupaten Blitar dalam melestarikan budaya berkebaya, maka Selaksabaya harus memiliki strategi komunikasi untuk memperkenalkan budaya kebaya. Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana strategi komunikasi Selaksabaya dalam memperkenalkan kebaya menggunakan aplikasi TikTok dan faktor apa saja yang mendukung dan menghambat strategi komunikasi Selaksabaya dalam memperkenalkan kebaya menggunakan aplikasi Tik-Tok. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan menetapkan sejumlah informan dengan kriteria tertentu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Model Hierarchy Effect yang digunakan adalah untuk menginformasikan (to inform) dan membujuk (to persuade). Masing-masing fungsi tersebut memiliki tahapan-tahapan tertentu. To Inform (menginformasikan) memiliki tiga tahap sedangkan untuk membujuk memiliki empat tahap. Adanya faktor pendukung atau penunjang strategi komunikasi Selaksabaya Kabupaten Blitar dalam memperkenalkan kebaya menggunakan aplikasi TikTok yaitu penggunaan media sosial tidak menggunakan biaya, baik dalam penggunaan aplikasi TikTok, Facebook maupun Instagram. Hal ini membuat lebih mudah untuk mengembangkan bentuk promosi mereka. Faktor penghambat dalam strategi komunikasi adalah kurangnya fasilitas admin media sosial.