Abstract
Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang semakin meningkat dikhawatirkan menimbulkan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup. Limbah cair merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan. Masuknya zat pencemar dari limbah ke perairan mengakibatkan karakter fisika dan kimia dari sumber daya air berubah. Agar dapat memenuhi baku mutu, limbah cair harus diolah secara terpadu, baik yang dihasilkan selama proses produksi maupun setelah proses produksi. Pengelolaan limbah cair di dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan volume, konsentrasi, dan toksisitas limbah. Pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung di dalamnya, sampai limbah cair memenuhi syarat untuk dapat dibuang (memenuhi baku mutu yang ditetapkan). Metode yang digunakan pada penelitian ini yang dapat mereduksi zat pencemar yang ditimbulkan adalah metode Adsorpsi. Dua manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah perolehan sumber adsorben alternatif baru dan penanganan limbah laboratorium. Teh sebagai bahan alami aman bagi lingkungan, ampasnya mudah didapat sebagai limbah industri minuman teh. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar logam berat timbal yang mampu diserap oleh karbon aktif ampas teh dengan konsentrasi aktivator H2SO4 (5%, 10%, 15%, 20% dan 25%) berturut-turut adalah 9,823 ppm, 9,839 ppm, 9,864 ppm, 9,884 ppm dan 9,906 ppm dengan efisiensi serapan berturut-turut yaitu 98,23%, 98,39%, 98,64%, 98,84% dan 99,06%.