Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Persegi Bagi SiswaKelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018

Abstract
Abstrak: Berpikir reflektif merupakan kegiatan yang membuat siswa berusaha menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya untuk menyelesaikan permasalahan baru yang berkaitan dengan pengetahuan lamanya. Berpikir reflektif meliputi tiga fase/ tingkat yaitu reacting (berpikir reflektif untuk aksi), comparing (berpikir reflektif untuk evaluasi) dan contemplating (berpikir reflektif untuk inkuiri kritis). Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir reflektif siswa, maka dilakukan penelitian dengan jenis deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 3 siswi kelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga yang dipilih secara purposive sampling pada materi bangun datar segi empat dengan kemampuan awal yang berbeda. Dari hasil analisis, siswa berkemampuan awal tinggi dapat dikatakan reflektif, kemampuan awal sedang dikatakan cukup reflektif, dan kemampuan awal rendah dikatakan kurang reflektif. Reflective thinking is an activity that keeps students trying to connect their acquired knowledge to solve new problems related to their old knowledge. Reflective thinking involves three phases / levels of reacting (thinking reflectively for action), comparing (reflective thinking for evaluation) and contemplating (reflective thinking for critical inquiry). To know the level of reflective thinking ability of students, then conducted research with descriptive qualitative type. The subjects of this study were 3 VIII grade students of SMP Kristen 02 Salatiga who were chosen by purposive sampling on the rectangular building material with different initial capability. From the results of the analysis, high initial students can be said to be reflective, the initial ability is said to be quite reflective, and low initial ability is said to be less reflective.