Abstract
Gastrodiplomasi adalah diplomasi budaya yang menggunakan makanan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap merek sebuah negara. Thailand merupakan negara pertama yang memahami tentang bagaimana menggunakan gastrodiplomasi dan kepentingannya. Pada tahun 2002, sebagai bentuk gastrodiplomasi, pemerintah Thailand meluncurkan program kampanye yang dikenal dengan ‘Global Thai Campaign.’ Kampanye ini merupakan salah satu strategi pemerintah Thailand untuk mengubah image negaranya, hal itu karena citra Thailand yang terkenal mempromosikan pekerja seks sebagai wisata di negaranya. Selain itu, kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah restoran Thailand di seluruh dunia serta mengubah pandangan buruk masyarakat internasional terhadap Thailand. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan berbagai macam teknik berdasarkan data dari beberapa dokumen dan penulis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya upaya national branding oleh pemerintah Thailand melalui praktik gastrodiplomasi sejak tahun 2002 dan menjadi topik utama di dunia internasional sehingga negara-negara lain dapat mengikuti cara yang telah dilakukan Thailand. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori gastrodiplomasi dan konsep nation brand. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa melalui program gastrodiplomacy, pemerintah Thailand dapat menyebarkan restoran-restoran Thailand di berbagai negara dimana secara langsung mempromosikan makanan khas Thailand. Berdasarkan data yang di dapat, kampanye gastrodiplomacy Thailand memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain dalam hal kuliner serta terhadap Thailand sendiri, salah satunya adalah jumlah kunjungan wisatawan asing di Thailand meningkat dengan drastis.