Abstract
Bidang industri konstruksi disinyalir menjadi pelaku kedua dalam menyumbang pemanasan global. Pemakaian bahan material yang tidak dapat diperbaharui dalam jangka waktu tertentu akan habis dan efek yang ditimbulkan merusak lingkungan. Penerapan material ekologis yang merupakan pemenuhan aspek pada konsep green building menjadi topik yang terus dikaji oleh peneliti atau praktisi. Bambu memenuhi kriteria sebagai alternatif penerapan material ekologis. Berbagai potensi bambu baik unsur kekuatan, cepat tumbuh, rendah energi, dan bahan melindungi ekosistem bumi termasuk peningkatan ekonomi. Kendala bambu adalah mulai tergerus oleh perkembangan teknologi modern. Bambu sebagai penopang kehidupan sehari-hari mulai kehilangan identitasnya yang mengakibatkan pasokan material bambu atau keberlangsungan material bambu, perlahan di masyarakat mulai langka/sulit dicari. Oleh sebab itu, material bambu dapat digunakan sebagai material ekologis dengan terobosan dalam hal modernisasi pemanfaatan bambu dalam konteks industri. Dimensi bambu harus dapat mengakomodir kesulitan perancang dalam mendisain bambu. Membangun identitas budaya bambu modern dalam konteks industri. Sehingga, bambu sustainable dengan terjadinya harmoni bahan baku bambu dengan budaya terhadap arus kemajuan teknologi. Dalam rangka mengurangi efek global warming dan terwujudnya kelestarian alam demi generasi mendatang