Stabilitas Hasil Calon Varietas Jagung Hibrida Toleran Nitrogen Rendah

Abstract
Perakitan varietas jagung toleran Nitrogen rendah dihadapkan pada interaksi genotipe x lingkungan. Interaksi genotipe x lingkungan mengakibatkan suatu genotipe tidak mampu mempertahankan penampilannya pada kondisi suboptimal. Hal tersebut menyulitkan pemulia dalam memilih tanaman yang stabil pada kondisi optimal dan suboptimal Penggunaan beberapa metode analisis stabilitas secara simultan bisa memberikan informasi stabilitas yang lebih akurat. Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui stabilitas hasil calon varietas jagung hibrida toleran N rendah, 2) Memperoleh varietas dengan stabilitas dan hasil tinggi pada kondisi lingkungan optimal dan suboptimal. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun percobaan Bajeng Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan,. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan dua kali ulangan. Tiga taraf pupuk N (N0=0 kg N ha-1, N1=100 kg N ha-1dan N2 =200 kg N ha-1) sebagai petak utama dan 39 genotipe jagung (36 hibrida hasil persilangan galur toleran N rendah dan 3 varietas pembanding Nasa 29, Bisi 18 dan Jakorin 1) sebagai anak petak. Variabel yang diamati adalah hasil biji pada kadar air 15%. Analisis stabilitas yang digunakan adalah metode Francis and Kannenberg, Finlay and Wilkinson, Eberhart and Russel, dan GGE Biplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada genotipe yang stabil secara keseluruhan di keempat analisa yang digunakan, tetapi tiga genotipe stabil pada dua metode analisa stabilitas. Genotipe H5, H6 dan H15 merupakan genotipe dengan hasil dan stabilitas tinggi. Ketiga genotipe tersebut berpeluang untuk dilepas menjadi varietas jagung toleran N rendah.