Analisis Pergeseran Makna Partisipasi Politik Perempuan Berdasarkan Karakteristik Feminitas dan Maskulinitas dalam Kepemimpinan Perempuan: Studi Kasus Penanganan COVID-19 di Jerman, Selandia Baru, dan Taiwan

Abstract
ABSTRAK COVID-19 merupakan salah satu permasalahan global yang sedang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Selain menyebabkan krisis kesehatan internasional, pandemi COVID-19 juga mengancam dinamika kehidupan masyarakat secara luas, baik itu di tingkat lokal, regional, hingga internasional. Tak hanya memberikan ancaman multidimensional, besarnya dampak yang diakibatkan oleh pandemi ini juga turut menguji kepemimpinan para pemimpin negara dalam mengendalikan rantai penyebaran COVID-19 secara efektif. Lebih jauh, berbagai pihak pun mengaitkan kesuksesan seorang pemimpin negara melalui kacamata gender. Pasalnya, terdapat stigmatisasi pada karakteristik perempuan yang kerap kali dianggap tidak mumpuni untuk memimpin dan membuat keputusan secara rasional. Dengan menggunakan perspektif feminisme, tulisan ini akan membahas bagaimana karakteristik feminitas dan maskulinitas yang tercermin dalam preferensi kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, secara efektif dapat mengendalikan penyebaran COVID-19 dan pemulihan kondisi multidimensi negara. Keberhasilan ketiga pemimpin perempuan dalam menangani COVID-19 ini menunjukkan adanya perspektif baru dalam kepemimpinan politik yang tidak dapat dibatasi oleh stigma gender terhadap kemampuan perempuan. Kata Kunci: pemimpin perempuan; kepemimpinan politik; pandemi COVID-19; feminisme; kebijakan publik ABSTRACTCOVID-19 is a global problem that is being faced by many countries around the world. Apart from causing an international health crisis, the COVID-19 pandemic also threatens the dynamics of people's lives, be it at the local, regional, and international levels. Not only provide a multi-dimensional threat, but the impact caused by this pandemic also tests the leadership of state leaders in controlling the spread of COVID-19 effectively. Furthermore, various parties try to associate the success of a state leader through a gender perspective. This is due to the stigmatization of women's characteristics who are often considered incompetent to lead and make rational decisions. With a feminist perspective, this paper will discuss how the characteristics of femininity and masculinity reflected in the policy preferences of German Chancellor Angela Merkel, New Zealand Prime Minister Jacinda Ardern, and Taiwanese President Tsai Ing-wen, can effectively control the spread of COVID-19 and multi-dimensional recovery of the country. The success of the three female leaders in dealing with COVID-19 shows a new perspective in political leadership that cannot be limited by gender stigma on women's abilities.