Sandfish (Holuthuria scabra) Fisheries in Saleh Bay: Stock Status Based on Fishermen’s Perception and Catches [Perikanan Teripang Pesisir (Holuthuria scabra) Teluk Saleh: Status Stok berdasarkan Persepsi Nelayan dan Hasil Tangkapan]

Abstract
The exploitation of sandfish (Holuthuria scabra) in Saleh Bay is so far not well managed. Consequently, over-fishing and species extinction of sea cucumbers emerge. Currently, information related to the supply of sandfish (H. scabra) is very limited. The purpose of this research was to investigate the stock status of sandfish (H. scabra) based on the fishermen’s perception and fish capture information. This research was carried out in the Saleh Bay coast, Sumbawa District, West Nusa Tenggara. The method used was a semi-closed interviews with the scope of fishermen’s demography, methods, efforts and catches, and fishermen’s perception of the stock condition, conducted by a total of 39 respondents. The result of this research showed that sea cucumber fishermen consisted of male and female with a ratio of 46 : 54, age ranged between 26-59 years old, all were married; education level between unschooled to senior high school; fishermen were from Bajo tribe (37%), Bugis (25%), Samawa (5%) and Mandar (33%). Sea cucumbers were caught by hands for 5-6 weeks (1-4 hours per day), CPUE ranges between 2 to 25 kg (wet weight). The main reason for capturing sea cucumber was because of the ease of method (97%). 84% of the fishermen stated that sea cucumber stock in Saleh Bay declined. The research cocluded the fishermen on Saleh Bay assumed that sandfish (H. scabra) had decreased in stock.AbstrakEksploitasi teripang pasir (Holuthuria scabra) di perairan Teluk Saleh terus dilakukan tanpa adanya pengelolaan sehingga memacu terjadinya kelebihan tangkap dan bahkan bisa menyebabkan kepunahan spesies teripang pasir. Kurangnya ketersediaan informasi dan data terkait stok menyebabkan sulitnya pengelolaan teripang pasir (H. scabra) di perairan Teluk Saleh ke depannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui staus stok teripang pasir (H. scabra) berdasarkan persepsi nelayan dan gambaran hasil tangkapan. Lokasi penelitian yaitu di pesisir wilayah perairan Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan ialah wawancara semi tertutup dengan menggunakan kuesioner. Aspek yang dikaji dalam wawancara terdiri dari : 1) demografis nelayan; 2) metode, upaya dan hasil tangkap serta 3) persepsi nelayan terhadap kondisi stok. Responden dalam penelitian ini ialah nelayan penangkap teripang yang berada di pesisir Teluk Saleh. Jumlah responden adalah 39 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penangkap teripang pasir terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rasio 46 : 54%, usia berkisar antara 26-59 tahun, nelayan berstatus telah menikah, tingkat pendidikan nelayan mulai dari tidak bersekolah hingga SMU, nelayan berasal dari suku Bajo (37%), Bugis (25%), Samawa (5%) dan Mandar (33%). Penangkapan teripang dilakukan menggunakan tangan, penangkapan dilakukan 5-6 minggu-1 (1–4 jam hari-1), CPUE ialah 2 hingga 25 kg (berat basah), alasan utama nelayan (97%) menangkap teripang pasir adalah kemudahan metode penangkapan, 84% nelayan menyatakan bahwa stok teripang pasir di Teluk Saleh mengalami penurunan. Kesimpulan dari penelitian ialah sebagian besar nelayan Teluk Saleh menganggap bahwa teripang pasir (H. scabra) telah mengalami penurunan stok.