PENGARUH PEMBERIAN MI BASAH IKAN PATIN TERHADAP INTAKE ENERGI, PROTEIN DAN BERAT BADAN SISWA SD DI PEKANBARU

Abstract
Latar Belakang: Pada tahun 2019, sebanyak 290 juta porsi mi instan dikonsumsi setiap hari di seluruh dunia. Mi basah ikan patin merupakan mi basah yang terbuat dari tepung terigu tinggi protein dimodifikasi dengan menambahkan ikan patin dalam proses pembuatannya untuk meningkatkan kandungan protein pada mi. Berbeda dengan mi instan, mi basah tidak mengandung pengawet, pewarna dan penyedap buatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intake energi, protein dan berat badan sebelum dan sesudah pemberian mi basah ikan patin. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain one group pretest-posttest ini dilakukan pada siswa SDN 147 Pekanbaru dengan metode purposive sampling. Jumlah responden yang terpilih sebanyak 30 siswa dengan status gizi kurang. Intervensi berupa pemberian olahan mi basah ikan patin sebanyak 200 g selama 10 hari berturut-turut. Analisis data menggunakan uji paired t-test dan uji wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi, rata-rata intake energi adalah 1174,50 kkal, intake protein 89,66 g dan berat badan awal 27,16 kg. Setelah dilakukan intervensi, rata-rata intake energi menjadi 1371,11 kkal, intake protein 45,95 g dan berat badan akhir adalah 27,67 kg. Simpulan: Terdapat perbedaan rerata intake protein dan berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p = 0,02 dan p = 0,001), sedangkan rerata intake energi tidak mengalami perbedaan yang signifikan (p = 0,142).