Abstract
Sebagai generasi muda, kita tidak hanya meneladani para pahlawan yang telah perjuang dan mendahului kita untuk menghadap Sang Pencipta, akan tetapi juga harus tahu tentang perjalan hidup mereka. Skripsi ini hadir untuk menjawab kegelisahan penulis akan hal tersebut. Terutama tentang sosok pemimpin yang menjadi cikal-bakal Kabupaten Nganjuk. Tidak hanya sekedar menjadi pemimpin, Raden Tumenggung Sosrokusumo I (Kanjeng Jimat) juga dikenal oleh masyarakat sekitar dengan karamah yang dimiliki. Tentu saja hal tersebut menjadi nilai lebih beliau sebagai pemimpin. Metode penelitian di dalam hal ini menggunakan kualitatif field research. Pola Penelitian Deskriptif dan Studi Kasus dengan pendekatan kualitatif. Variabel Penelitian: tunggal yaitu Karamah Raden Tumenggung Sosrokusumo I. Sumber Data: 1. Primer: Keluarga, dan Takmir Masjid; 2. Sekunder: Dokumentasi serta Arsip-arsip. Metode dan Instrumen Pengumpuan Data: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Hasil Penelitian: 1. Raden Tumenggung Sosrokusumo I (Kanjeng Jimat) masih memiliki garis keturunan dengan Raja Bima, kemudian Raja Bima memiliki 2 orang putra; yaitu kraeng Nobo dan Kareng Galongsong. Kraeng Nobo mengganti namanya menjadi Kyai Ageng Sulaiman. Dari Kyai Ageng Sulaiman lahirlah Kyai Honggoyudo dan berputra Raden Tumenggung Sosronegoro. Dari Raden Tumenggung Sosronegoro inilah kemudian lahir Raden Tumenggung Sosrokusumo I yang menjadi Bupati Nganjuk Pertama. 2. Raden Tumenggung Sosrokusumo I (Kanjeng Jimat) merupakan putra dari bupati Grobogan yang diutus untuk menjadi pemimpin di Daerah Berbek kala itu dan menjadi cikal bakal pemerintahan Kabupaten Nganjuk. Berkat kegigihanyya juga, agama islam semakin tersebar dan berkembang di Daerah Berbek. 3. Selama bertempat tinggal di Nganjuk, terutama daerah Berbek Raden Tumenggung Sosrokusumo I (Kanjeng jimat) banyak terjadi hal-hal yang tak terduga atau karamah.