Abstract
Orang tua dan guru belum banyak menyadari bahwa “perilaku nakal” anak usia sekolah dasar sebenarnya juga merupakan perilaku perundungan. Melihat hal tersebut masih terjadi dan kurang mendapatkan perhatian atau penanganan serius terhadap perilaku kekerasan di sekolah dasar, maka penelitian ini dilakukan untuk mengidenti­fikasi pelaku, korban, dan bentuk kekerasan, menjelaskan perbedaan perilaku kekerasan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan; antara siswa kelas rendah dan siswa kelas tinggi; menemukan faktor penyebabnya; dan bagaimana peran guru secara preventif dan kuratif terhadap perilaku kekerasan. Penelitian dilakukan dengan desain mixed-method berurutan (kuantitatif→kualitatif), jumlah sampel 142 siswa yang didapatkan dengan cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 62.761% siswa pernah melakukan tindak kekerasan dan terdapat perbedaan perilaku kekerasan antara siswa kelas rendah dengan siswa kelas tinggi (P value 0.930 > 0.05), juga perbedaan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan (P value 0.930 > 0.05). Faktor penyebab perilaku kekerasan bukan hanya keluarga dan lingkungan sekolah, namun juga diri sendiri, di mana para guru sudah melakukan upaya preventif dan kuratif terhadap perundungan berbasis nuansa sekolah.