REPRODUCTIVE HEALTH OF CHILDBEARING AGE WOMEN WITH PHYSICAL DISABILITIES IN DENPASAR 2020

Abstract
People with disabilities are around 15% of the total world population. People with disabilities have various obstacles in accessing reproductive health services, including information, behavior, environment and economy. Women with disabilities are at high risk for reproductive health problems. Aim: The purpose of this research is to determine the level of knowledge, attitudes behavior and proportion about reproductive health of childbearing age women with physical disabilities in Denpasar City. This research was observational study with cross-sectional design. This research was conducted on April - June 2020. The population in this study was women of childbearing age with physical disabilities who already had marriage. The sampling technique was purposive sampling with 66 women. This study used an online questionnaire to reduce direct contact because this research conducted during COVID-19 pandemic. This study analyzed by statistical package software.The result showed that majority of respondents with hearing impaired (36.36%), blind (31.82%), physical disability (28.79%), and speech impaired (3.03%). The level of reproductive health knowledge of respondents in this study who had good knowledge (39.39%), had positive attitudes (69.70%) and had bad behavior (68.18%). There is a significance relation between knowledge (p = 0.0003) and attitude (p = 0.002) towards reproductive health behavior. That can be conclude that most respondents have good knowledge and positive attitudes, but have poor reproductive health behaviors. To have good reproductive health behavior need to have good knowledge and positive attitude in reproductive health. Therefore, it is suggested regular socialization of reproductive health among women with disability using proper media that accessible for them.   ABSTRAK Kesehatan reproduksi merupakan hak setiap orang, termasuk penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas memiliki berbagai hambatan dalam mengakses layanan kesehatan reproduksi, diantaranaya informasi, perilaku, lingkungan, dan ekonomi. Wanita dengan disabilitas adalah kelompok yang memiliki risiko tinggi terhadap masalah kesehatan reproduksi. Penelitian yang dilakukan di Denpasar pada remaja dengan gangguan pendengaran menemukan bahwa remaja Tuli memiliki pengetahuan yang rendah terkait kesehatan reproduksi. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, perilaku, dan proporsi wanita usia subur dengan disabilitas fisik di Kota Denpasar terkait kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan yaitu desain penelitian observasional deskriptif dengan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar pada bulan April – Juni 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur penyandang disabilitas fisik yang sudah memiliki status perkawinan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan jumlah 66 responden. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki jenis disabilitas Tuna Rungu (36.36%) dan Tuna Netra (31.82%), sedangkan untuk Tuna Daksa (28.79%) dan Tuna Wicara (3.03%). Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan baik (39.39%), mayoritas memiliki sikap positif (69.70%) dan sebagian besar memiliki perilaku kurang baik (68.18%). Tidak terdapat perbedaan proporsi antara karakteristik responden dengan perilaku kesehatan reproduksi dan terdapat perbedaan proporsi antara pengetahuan (p=0.0003) dan sikap (p=0.002) terhadap perilaku kesehatan reproduksi. Dapat disimpulkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik, sikap positif, namun memiliki perilaku kesehatan reproduksi kurang baik. Terdapat perbedaan proporsi pada pengetahuan terhadap perilaku kesehatan reproduksi dan terdapat perbedaan proporsi pada sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi. Diperlukan sosialisasi kepada perempuan dengan disabilitas terkait informasi kesehatan reproduksi.