Abstract
Keberadaan media baru telah mendorong setiap individu untuk ikut aktif berinteraksi di dalamnya. Cyberfeminisme merupakan salah satu gagasan penting yang lahir dari keberadaan media baru tersebut. Di mana media baru menjadi isu krusial yang diharapkan bisa menjadi wadah perempuan mencapai pembebasan. Namun, hadirnya media baru tidak lantas bisa secara otomatis menghapuskan adanya ketidakadilan gender di ruang publik. Problem baru muncul dari adanya usaha perempuan untuk secara total berdaya lewat ruang techno-budaya. Masalah tersebut hadir dalam bentuk komodifikasi tubuh perempuan dalam media baru, yang dilakukan oleh perempuan sebagai subjek. Sehingga yang terjadi justru pelanggengan patriarkhal dan kuasa pikiran laki-laki dalam media. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah baru bagi para cyberfeminis. Tulisan ini fokus menguraikan bagaimana peran cyberfeminis dalam upaya meng-counter massifnya komodifikasi tubuh perempuan dalam media baru, yang juga terus dibayangi oleh diskursus maskulinitas atau dominasi laki-laki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis, dengan menggunakan cyberfeminisme sebagai alat analisis. Adapun hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa cyberfeminis setidaknya berhasil membuat jaringan literasi berbasis feminisme, eksis di media sosial sebagai upaya konter ideologi dari adanya discounted feminism oleh kapitalisme. Kata kunci: cyberfeminisme, media baru, komodifikasi, tubuh perempuan.