Kontekstualisasi Metodologi Misiologi Paulus dalam Dunia Kontemporer

Abstract
Artikel ini akan menjelaskan mengenai kontekstualisasi metodologi dalam misiologi Paulus dalam dunia kontemporer. Metodologi Paulus tidak bisa dipisahkan dengan teologi Paulus. Oleh karena itu, dalam tulisan inipun akan membahas juga mengenai konsep teologis Paulus mengenai pembenaran, keselamatan, rekonsiliasi, dsb. Artikel akan dimulai dengan peristiwa di Damaskus ketika ia berjumpa dengan Kristus. Peristiwa tersebut menjadi awal panggilannya memberitakan Injil kabar baik kepada bangsa-bangsa lain. Memberitakan kabar baik oleh Paulus adalah memberitakan keselamatan dari dosa dan menjadi hidup. Kabar baik dalam Misi Paulus tidak sebatas memberitakan Injil keselamatan, namun juga menghidupi Injil tersebut dalam keseharian. This article will explain the contextualization of methodology in Paul's missiology in the contemporary world. Paul's methodology can not be separated from Paul's theology. Therefore, this article will also discuss Paul's theological concepts of justification, salvation, reconciliation, etc. The article will begin with events in Damascus when he met Christ. The incident became the beginning of his call to preach the good news to other nations. Preaching the good news by Paul is preaching salvation from sin and come alive. Good news in Paul's mission is not limited to preaching the gospel of salvation, but also living the gospel in daily life.