Abstract
The research objective is expected to find out how the Tri Rukun village government efforts in building harmony between Gorontalo local ethnicities and Balinese ethnicity in realizing a multiculturalism state and its implications for regional resilience. The research was conducted using a qualitative approach. Based on the results of the study, it shows that the harmonious relationship between the local ethnic Gorontalo and the Balinese is in a very strong qualitative position in realizing a multiculturalism country, because the indicators of competition, acculturation, cooperation, accommodation, assimilation, conflict are not found in Tri Rukun village. Likewise with the indicators of regional resilience, the ideological dimension, the political dimension, the economic dimension, the socio-cultural dimension and the defense and security dimension, there are no threats and obstacles in realizing a multiculturalism state. Thus the results of research in Tri Rukun village show that the condition of regional resilience has a very strong index in building a multiculturalism country where the Tri Rukun village community highly upholds egalitarian attitudes, tolerance, cooperation, autonomy and accommodative attitudes as the principles of a multiculturalism state. Hopefully the achievements of the Boalemo district government will succeed in maintaining the harmonious relationship that has been achieved by the Tri Rukun village government in realizing a multiculturalism country can be maintained.Tujuan penelitian diharapkan dapat mengetahui bagaimana upaya pemerintah desa Tri Rukun dalam membangun keharmonisan antar etnis lokal Gorontalo dengan etnis Bali dalam mewujudkan negara multikulturalisme dan implikasinya terhadap ketahanan wilayah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hubungan harmonis antar etnis lokal Gorontalo dengan etnis Bali berada pada posisi kualitatif sangat tangguh didalam mewujudkan negara multikulturalisme, karena indikator kompetisi, akulturasi, kerjasama, akomodasi, asimilasi, konflik tidak ditemukan di desa Tri Rukun. Demikian halnya dengan indikator ketahanan wilayah dimensi ideologi, dimensi politik, dimensi ekonomi, dimensi sosial budaya dan dimensi pertahanan dan keamanan tidak ditemukan gangguan ancaman dan hambatan dalam mewujudkan negara multikulturalisme. Dengan demikian hasil penelitian di desa Tri Rukun menunjukan kondisi ketahanan wilayah memiliki indeks sangat tangguh dalam membangun negara multikulturalisme dimana masyarakat desa Tri Rukun sangat menjunjung tinggi sikap egalitarian, sikap toleransi, sikap kerjasama, sikap otonom dan sikap akomodatif sebagai prinsip dari negara multikulturalisme. Semoga prestasi pemerintah kabupaten Boalemo berhasil menjaga hubungan harmonis yang telah dicapai oleh pemerintah desa Tri Rukun dalam mewujudkan negara multikulturalisme dapat dipertahankan.