Pengembangan Batik Bermotif Local Wisdom Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Kabupaten Ngawi

Abstract
Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO. Maka tiap daerah dipacu untuk mengembangkan batik sesuai dengan kearifan lokal dan keunikan budayanya. Ngawi belum mempunyai batik dengan ciri khas, sehingga agak sulit untuk membedakan batik produksi Ngawi atau daerah di sekitarnya seperti batik dari Sragen atau Magetan. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan batik dengan ciri khas Ngawi berdasarkan kekayaanlokal serta warisan budaya sehingga akan menarik dan mendorong peningkatan permintaan pasar serta pendapatan masyarakat khususnya UMKM yang bergerak di bidang Batik. Pengabdian ini dilaksanakan di Ngawi dan bertujuan :1) Menggali motif khas batik Ngawi dengan memperhatikan kekayaan alam dan budaya 2). Mengenalkan model baru produkdi batik yang mengkolaborasikan antara batik tulis dan print dengan metode malam dingin3) meningkatkan pemasaran dengan pembuatan web dan instragram batik Ngawi. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah : 1). Focus Group Discussion dengan beberapa stakeholder mengenai kekayaan budaya, sejarah dan alam di Ngawi yang melibatkan pelaku UMKM batik sehingga bisa memberikan konsep mengenai motif batik yang lebih bisa diterima oleh masyarakat luas, dan 2). Pelatihan, mendemonstrasikan membatik dengan teknik malam dingin kepada mitra UKM batik supaya pengetahuannya semakin bertambah dan mempersingkat proses membatik. Hasil dari pengabdian ini adalah diperolehnya desain motif batik khas Ngawi dengan berdasarkan ada kekayaan alam dan budaya yang ada di Ngawi yaitu motif Benteng Van Den Bosch/ Benteng Pendem yang dikolaborasikan dengan motif pohon bambu, daun jati serta motif Trinil yang merupakan salah satu aset terbesar di Ngawi, serta motif Waduk Pondok yang merupakan slah satu kekayaan ekologi yang dimiliki Ngawi. UKM mitra pengabdian juga mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan terbaru dalam proses membatik dengan menggunakan metode malam dingin, yang proses pembatikkannya menjadi lebih cepat karena membutuhkan waktu ± 2 motif untuk proses pembuatan motif sehingga menghemat ongkos produksi. Screen batik yang digunakan dalam proses membatik dengan malam dingin bisa digunakan sampai dengan 1.000 lembar batik. Meningkatnya pemasaran batik ngawi dengan media online.