Abstract
The Kutika Manuscripts in the Bugis language found in the Kalimantan Islands are a track record of the knowledge and existence of the Buginese in the area. This text can be associated with the culture of massompe' or migrating among the people of South Sulawesi. This study opens a space for discussion about the concept of maritime culture of the Bugis tribe based on the Kutika script. This article uses philological studies for textual analysis on the manuscript of Kutika Ugi 'Sakke Rupa (KUSR) which comes from the collection of the Mulawarman Museum in East Kalimantan. This study analyzes how the environmental awareness of the Bugis community is based on a small aspect in the process before sailing which is called misengi élo'na lopié as the etiquette of communicating with boats. The results of this study reveal that the boat is associated with a soul and will. This finding is related to the Merleau-Ponty concept of body ontology regarding body intentionality. Overall, this research contributes to the scientific realm by not only introducing local knowledge found in ancient texts, but also elaborating philosophical values related to the way Bugis people read nature and the sea. --- Naskah Kutika berbahasa Bugis yang terdapat di Kepulauan Kalimantan merupakan rekam jejak pengetahuan dan keberadaan orang Bugis di daerah tersebut. Naskah ini dapat dikaitkan dengan budaya massompe’ atau merantau di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kajian ini membuka ruang diskusi tentang konsep budaya bahari suku Bugis berdasarkan naskah Kutika. Artikel ini menggunakan kajian filologi untuk analisis tekstual pada naskah Kutika Ugi 'Sakke Rupa (KUSR) yang berasal dari koleksi Museum Mulawarman di Kalimantan Timur. Penelitian ini menganalisis bagaimana kesadaran lingkungan masyarakat Bugis berdasarkan satu aspek kecil dalam proses sebelum berlayar yang disebut misengi élo'na lopié sebagai etika berkomunikasi dengan perahu. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perahu diasosiasikan memiliki jiwa dan kehendak. Temuan ini dikaitkan dengan konsep ontologi tubuh Merleau-Ponty mengenai intensionalitas tubuh. Secara keseluruhan, penelitian ini berkontribusi dalam ranah ilmiah yang tidak sekadar memperkenalkan pengetahuan lokal yang terdapat di dalam naskah kuno, melainkan juga menguraikan nilai-nilai filosofis yang berhubungan dengan cara manusia Bugis membaca alam dan laut.