Memanfaatkan Tradisi Malam Satu Suro Untuk Mengomunikasikan Injil

Abstract
Malam Satu Suro is a Javanese tradition has the preserving the cultural heritage of their ancestors. This tradition is carried out by the activity of ngumbah keris, performance of wayang kulit all night long, slametan and grave pilgrimage. The method used in this research is descriptive qualitative research by exploring the meaning of activities or concepts developed by the Javanese community. After obtaining this meaning, the author describes in accordance with the perspective of Christian values. The results of the discussion of this text are that through the malam satu suro tradition, the Javanese people seek or have the hope of receiving salvation, the tradition is carried out as an effort to unite with God and an effort to abandon worldly characteristics. Thus, the concept built by the Javanese community in this tradition contains Christian values that have been written in the Scriptures.   Abstrak Malam satu suro merupakan tradisi masyarakat Jawa yang memiliki sisi melestarikan budaya warisan leluhur nenek moyang. Tradisi ini dilakukan dengan kegiatan ngumbah keris, pergelaran wayang kulit semalam suntuk, slametan dan ziarah kubur. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskripsi dengan menggali makna dari adanya kegiatan atau konsep yang dibangun oleh masyarakat Jawa. Setelah mendapatkan makna tersebut, penulis mendeskripsikan sesuai dengan perspektif nilai-nilai kristiani. Adapun hasil dari pembahasan teks ini yaitu bahwa melalui tradisi malam satu suro, masyarakat Jawa mencari atau memiliki harapan menerima keselamatan, tradisi dilakukan sebagai upaya bersatu dengan Allah serta upaya menanggalkan sifat-sifat keduniawian. Dengan demikian, konsep yang dibangun oleh masyarakat Jawa dalam tradisi tersebut, di dalamnya terkandung nilai-nilai kristiani yang sudah tertulis dalam Kitab Suci.