Kondisi Saluran Drainase Candi Borobudur dan Konsep Penanganannya

Abstract
Candi Borobudur merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang juga telah diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia. Pada pemugaran kedua (1973-1983) telah dibuat sistem drainase untuk menyalurkan air melalui pipa-pipa yang berada dalam tubuh candi hingga ke bak kontrol dan berakhir pada sumur peresapan. Kondisi sistem drainase Candi Borobudur tentunya akan mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu. Hasil kajian menunjukkan saluran filter layer terdapat banyak endapan tanah/pasir yang menghambat aliran air keluarnya air dari dalam bukit Candi Borobudur. Akan tetapi endapan material pada saluran filter layer bukan berasal dari tanah bukit tetapi dari endapan pada saluran drainase bawah lantai yang terbawa masuk. Selain itu sebagian besar filter layer dalam kondisi rusak dan beberapa yang lain belum dapat diidentifikasi kondisinya. Meskipun filter layer dalam kondisi rusak tetapi fungsinya sebagai lapisan penyaring masih bekerja baik. Endapan tanah/pasir pada saluran drainase bawah lantai akan mengganggu kelancaran aliran air pada saluran ini yang dikarenakan posisi dasar saluran drainase menjadi lebih tinggi dan membuat dasar saluran menjadi rata/ kemiringannya berkurang. Pada saluran drainase halaman-lereng, tidak adanya aliran air yang terukur pada saluran drainase Selatan 2 (S2) dan Timur (T) mengindikasikan adanya permasalahan pada kedua saluran drainase tersebut yaitu terjadinya kebocoran saluran. Untuk mengoptimalkan monitoring geohidrologi dilakukan perubahan metode monitoring filter layer dari yang sebelumnya dengan mengukur debit dan kekeruhan air yang keluar dari bukit dan melewati filter layer, menjadi monitoring menggunakan videoscope untuk mengamati gambaran visual filter layer. Selain itu menghentikan monitoring muka air tanah melalui pipa inklinometer karena sebagian besar pipa inklinometer memiliki ujung bawah pipa tertutup sehingga data yang didapatkan tidak valid. Pada akhirnya dari data-data yang didapatkan, kecil kemungkinan airtanah bukit Candi Borobudur akan meluap dan menekan struktur Candi Borobudur. Borobudur Temple is one of Indonesia’s cultural heritage site that has been enlisted as World Heritage. In its second restoration (1973-1983), new drainage system was installed to flow water using concrete pipes inside the temple structure to control tank, to be directed to infiltration well. Over time, the efficiency of this system is decreasing. The study shows that filter layer channels contain much soil/sand sediments that clog the water running outside from the temple structure. The sediments come not from hill soil, but was carried to the channel from under the temple floor. Some filter layers are confirmed to be damaged, while others are still unidentified. However, the damaged filter layers still function well. The soil/sand sediments on drainage channel under the floor would disturb the flow of the water because the elevation for water to be able to run off would be compromised. In the...