Kesesuaian Lokasi Kapal Penangkap Ikan dengan Daerah Potensi Penangkapan Ikan Di Perairan Kabupaten Raja Ampat Berdasarkan Data Citra Satelit

Abstract
Kepulauan Raja Ampat memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah, perairan Raja Ampat juga masuk kedalam Kawasan Konservasi yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi. Nelayan yang menangkap ikan di perairan Raja Ampat biasanya berukuran 10 GT, sedangkan perahu di atas 10 GT biasanya merupakan nelayan dari luar Raja Ampat. Penentuan daerah yang berpotensi ikan dapat dilakukan dengan mengkaji data oseanografi yaitu suhu permukaan laut dan klorofil-a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kapal nelayan yang menangkap ikan di daerah penangkapan ikan dan bukan di daerah konservasi di Kabupaten Raja Ampat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Analisis potensi zona penangkapan dilakukan untuk mengetahui lokasi-lokasi yang potensial untuk menangkap ikan berdasarkan suhu permukaan laut dan sebaran klorofil-a yang bersumber dari citra Aqua MODIS. Setelah itu, diidentifikasi keberadaan kapal penangkap ikan. Data kapal berasal dari VIIRS Boat Detection. Rata-rata kandungan klorofil di daerah penelitian adalah 0.63 mg/m3 sementara rata-rata suhu permukaan laut di malam hari adalah 28.83oC. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan menggunakan data VIIRS sepanjang tahun 2021 terdapat 859 unit kapal dan berlayar atau menangkap ikan di beberapa kalster yakni Misool bagian Utara, Misool bagian Tenggara, Perairan seputaran Kota Sorong, dan Waigeo sebelah Barat. Menurut hasil kajian, tidak ditemukan pelanggaran secara peruntukan ruang oleh kapal-kapal penangkap ikan, dimana tidak ada kapal yang melakukan operasi di Zona Inti Kawasan Konservasi.